Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah didorong untuk lebih serius menggarap pasar Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) karena merupakan salah satu kawasan strategis.
Karena itu, berbagai aliansi dan kerjasama yang sudah dijalankan pemerintah, perlu mendapat dukungan lintas sektor, terutama industri, agar bisa melahirkan produk unggulan.
Ekonom yang juga Dosen Perbanas Institute Piter Abdullah menyampaikan, semua kerjasama internasional, memiliki nilai stragis bagi Indonesia, karena Indonesia membutuhkan dukungan internasional dan tidak bisa menutup diri, hidup sendiri dalam pergaulan dunia internasional.
Baca: Mendag: Pasar Rakyat Bisa Tetap Buka dengan Protokol Kesehatan
Namun, agar kerjasama internasional seperti APEC memiliki dampak positif, tidak berhenti pada sekadar penandatanganan. Pasalnya, manfaat kerjasama ditentukan oleh kesiapan menindaklanjuti kerjasama tersebut.
Kata Piter, meskipun sudah tergabung dengan APEC, dan berbagai kerjasama multilateral lainnya, di-support oleh kebijakan-kebijakan bilateral, namun jika tidak mempersiapkan semua kebijakan yang mampu mendukung pemanfaatan kerjasama tersebut, maka kerjasama itu tidak akan punya dampak.
“APEC tidak akan bisa mendorong ekspor kita kalau kita sendiri tidak pernah mempersiapkan industri secara sungguh-sungguh sehingga bisa menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi di pasar global,” ujar Piter, kepada media, Senin (27/7/2020).
Baca: Bertemu Mendag, Sandiaga Uno Bahas Cara Stabilkan Harga Lewat Cara Ini
Nah, Kementerian Perdagangan pun komitmen untuk memperkuat pasar internasional, dengan memperkuat aliansi dan kerjasama.
Paling baru, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengajak negara-negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk bersama-sama, bersinergi mendorong berbagai program kerjasama agar pemulihan ekonomi di kawasan yang terdampak Covid-19 bisa segera pulih lebih cepat.
Menteri Agus menyampaikan, akibat Covid-19, pertumbuhan ekonomi kawasan APEC tahun 2020 diprediksi akan mengalami kontraksi sebesar 3,7 persen.
Baca: Bertemu Satgas Lawan COVID-19 DPR RI, Mendag Sampaikan Lima Fase New Normal Bidang Perdagangan
Hal ini diperburuk dengan melemahnya arus rantai suplai serta menurunnya permintaan akibat implementasi langkah-langkah darurat kesehatan oleh hampir semua negara.
“Untuk mengatasi dampak yang lebih buruk bagi perekonomian, khususnya di kawasan APEC, dibutuhkan perhatian khusus dan aksi yang cepat serta strategis dari semua anggota ekonomi APEC,” jelas Menteri Agus, di sela forum APEC Virtual Ministers Responsible for Trade Meeting (APEC VMRT), dikutip Senin (27/7/2020).
Kerja sama regional APEC, ditegaskan oleh Mendag, juga harus diperkuat untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di masa maupun pascapandemi.
Sejumlah program kerjasama potensial dapat terus ditingkatkan. Hal ini dilakukan melalui kerja sama di bidang fasilitasi perdagangan, penanganan hambatan rantai suplai, penguatan koordinasi, dan pertukaran informasi kebijakan penanganan dampak pandemi di kawasan APEC.