Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM - Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), memperkirakan lalu lintas penumpang maskapai global tidak akan kembali seperti sebelum wabah Covid-19 hingga 2024.
Mengutip dari laman situs VOA Indonesia pada Rabu (29/7/2020), IATA memperhitungkan jumlah penumpang dan jarak yang ditempuh turun 86 persen pada awal Juni 2020.
Baca: Komut Garuda: Suntikan Dana untuk Garuda Indonesia Tak Sampai 500 Juta Dolar AS
IATA juga memprediksi, pada 2020 ini total penumpang pesawat akan turun hingga 55 persen dibandingkan 2019.
Baca: Tingkatkan Layanan, AirAsia Hadirkan Teknologi AVA di WhatsApp
Hal yang membuat penurunan itu, ungkap IATA, karena lambatnya pengendalian virus di negara berkembang dan Amerika Serikat (AS) yang mewakili 40 persen dari pasar perjalanan udara global.
Selain itu dalam laporan USA Today, menyebutkan para eksekutif maskapai penerbangan besar AS mengatakan lonjakan kasus Covid-19 menjadi sebab penurunan permintaan penumpang.
Kemudian masalah lain adalah kepercayaan konsumen terhadap perjalanan udara yang belum pulih, karena faktor kesehatan lebih besar dibanding keinginan untuk berpergian.
Sejumlah perusahaan juga memangkas anggaran perjalanannya, dan mulai memilih untuk melakukan pertemuan secara virtual.
Saat ini, menurut IATA, maskapai asal Cina mulai memimpin terkait pemulihan lalu lintas penumpang domestik meski disertai keengganan oleh pengguna angkutan udara.
Delapan maskapai asal Cina, menggunakan kampanye terbang murah untuk memulihkan industri penerbangan di negara tersebut.
Direktur Jenderal dan CEO IATA, Alexandre de Juniac, menyerukan agar dilakuan pendekatan yang tetap sasaran agar dapat memulihkan lalu lintas perjalanan selama pandemi.