Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian berupaya terus mendongkrak ekspor produk industri kreatif khususnya kriya dan fesyen.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Gati Wibawaningsih menuturkan, keikutsertaan UKM dalam berbagai pameran di luar negeri menjadi caranya.
"Ambiente itu The Biggest Craft Exhibition in the World. Kita sudah ikut lama sekali, tetapi saya mulai tata lebih profesional pada tahun 2011. Kami bekerjasama dengan konsultan asing. Karena bagaimanapun juga kalau kita pameran di luar negeri harus ada konsultan asingnya. Supaya UKM tahu selera mereka itu seperti apa, yang ingin mereka beli seperti apa, warnanya seperti apa," tutur Gati, Rabu (29/7/2020).
Dirjen IKMA juga menegaskan, kali ini pihaknya akan lebih fokus pada home decor.
Pasar home decor dinilai lebih menjanjikan, terlebih saat ini di Eropa muncul tren menata rumah dengan ornamen sapu ijuk.
Baca: Budidaya Jamur Punya Potensi Ekspor Tinggi, Permintaan Terus Meningkat
"Sekarang kita mau maju lagi ke home dekor. Karena pasar home dekor ini pada awal tahun lalu kita bawa temen-temen yang bikin sapu ijuk. Sapu ijuk itu kan ada di Indonesia, dibikin buat pajangan. Itu keren banget dan pasarnya seluruh Prancis dia kuasai. Jadi buyer-buyernya itu yang datang waktu itu kagum," terangnya.
Baca: Pasar Ekspor Mangga Gedong Gincu Terbuka Lebar
Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pemesanan berbagai produk industri kriya seperti sapu ijuk tidak mengalami pembatalan, hanya terjadi penundaan pengiriman.
"Nah ini pasar ekspornya bagus. Dia terhambat ekspornya karena pandemi. Tetapi ordernya ngga dicancel, hanya tertunda aja. Ini pandemi ekspornya ngga dicancel, berarti kan bagus banget peluangnya. Ke depan kita akan fokus dengan home decor. Karena kalau kerajinan saja ngga bisa, kerajinan harus tampil sebagai pewarna daripada ruangan," kata Gati.