TRIBUNNEWS.COM - Sri Astuti (42) adalah seorang penjahit rumahan yang bekerja sambilan sebagai guru taman kanak-kanak di Jawa Barat. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya, ia bergabung dengan GrabKios pada 2018 dengan sedikit modal yang didapatkan dari penghasilan bulanan suaminya.
Sri merasa tidak terlalu takut waktu pertama kali bergabung GRabKios meskipun modal yang dibutuhkan terhitung kecil. Suaminya pun mendukung.
“Saya bisa mulai berjualan dari rumah atau dari mana pun. Awalnya saya menawarkan ke teman-teman penjahit dan tetangga dekat untuk beli pulsa, bayar tagihan, dan transfer uang lewat saya,” cerita Sri, dilansir dari rilis yang diterima Tribunnews, Kamis (6/8/2020).
Baca: Integrasi Moda Transportasi, Dishub DKI Berencana Gabungkan Gojek dan Grab dalam Satu Aplikasi
Ia pun menceritakan capaian penjualannya yang sangat fantastis. Pendapatannya melonjak 200 persen berkat GrabKios.
“Pernah dalam satu bulan, saya mendapatkan rekor penjualan sangat besar, dan pendapatan saya dari GrabKios meningkat hingga 200 persen apabila dibandingkan dengan penghasilan dari menjahit. Saat masuk masa pandemi, order menjahit tidak ada sama sekali dan saya hanya bergantung dari mengajar dan berjualan lewat GrabKios,” ungkapnya.
Syukurlah, pemasukannya masih sangat cukup untuk menghidupi keluarganya sehari-hari. Bersama suaminya, ia berhasil membiayai sekolah kedua anaknya hingga saat ini. Ia menyatakan tak pernah berutang kepada siapa pununtuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Dengan membuka usaha GrabKios, saya tidak pernah mengenal istilah ‘gali lobang, tutup lobang’ sampai sekarang dan masih bisa #TerusUsaha untuk kehidupan saya, keluarga dan orang-orang di sekitar saya,” kisahnya.
Program #TerusUsaha Grab di Jawa Barat
Sri Astuti hanyalah satu dari puluhan ribu pegiat industri kecil menengah (IKM) yang kini dapat bergerak secara mandiri berkat program pelatihan dan digitalisasi IKM #TerusUsaha Grab di Jawa Barat.
Sama seperti di wilayah lainnya, #TerusUsaha merupakan solusi untuk mempercepat proses digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat.
Program #TerusUsaha di Jawa Barat terbagi menjadi dua, yang pertama adalah Pelatihan dan Digitalisasi Puluhan Ribu IKM Jawa Barat. Dalam program ini, Grab bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jawa Barat untuk memberikan pelatihan kepada puluhan ribu Industri Kecil Menengah (IKM) binaan DISPERINDAG Jawa Barat.
Seluruh pelatihan dilakukan secara virtual, dan dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka. Topik pelatihan akan fokus pada peran digitalisasi bagi bisnis kecil di era adaptasi kebiasaan baru.
Program kedua adalah Sosialisasi Layanan Digital untuk Ribuan Pedagang Pasar yang bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Bandung.
Baca: Pemprov Bali Apresiasi Program #TerusUsaha, Grab: Ini Komitmen Kami untuk Indonesia
Sosialisasi ini bertujuan mempermudah adaptasi layanan digital sekaligus meningkatkan daya saing dan pendapatan di era adaptasi kebiasaan baru.
Program ini menyasar lima pasar tradisional di wilayah Kabupaten Bandung, yakni Pasar Banjaran, Pasar Margahayu, Pasar Majalaya, Pasar Baleendah, dan Pasar Ciwidey. Richard Aditya, Head of West Indonesia Grab Indonesia, menjelaskan bahwa program #TerusUsaha merupakan komitmen Grab bagi bisnis kecil dan tradisional agar lebih memiliki daya saing dan tidak tertinggal dalam era digital.
Richard Aditya, Head of West Indonesia Grab Indonesia, menjelaskan bahwa program #TerusUsaha merupakan komitmen Grab bagi bisnis kecil dan tradisional agar lebih memiliki daya saing dan tidak tertinggal dalam era digital.
”Beralih dan mulai memanfaatkan digitalisasi adalah cara terbaik yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk mempertahankan usaha mereka di era tatan baru ini. Program #TerusUsaha ini juga sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood untuk membawa lebih banyak dampak positif dari teknologi kami,” jelasnya.