TRIBUNNEWS.COM – Di Indonesia, kayu jati yang terkenal dan memiliki kualitas baik disebut terdapat di daerah Jawa, khususnya daerah Ngawi dan Blora.
Adanya bahan baku kayu jati di Ngawi berpeluang untuk dijadikan sebagai bisnis yang benilai puluhan juta.
Kayu jati pun menjadi primadona dan banyak diminati hingga bernilai puluhan juta.
Selain itu, peluang bisnis kayu jati juga berdampak positif bagi warga lokal.
Pasalnya dengan banyaknya permintaan kayu jati untuk dijadikan sebuah produk bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga.
Sehingga, muncul para perajin di daerah Ngawi.
Baca: Wabup Ngawi Bahas Harga Kayu Jati: Kualitas Tinggi Capai Rp 30 Juta per Kubik
Wakil Bupati (Wabup) Ngawi, Ony Anwar menyampaikan mengenai potensi kayu jati yang berada di daerah Ngawi melalui siaran langsung YouTube Tribunnews.com, Kamis (6/8/2020).
"Jadi kita akan sedikit memaparkan terkait luasan hutan yang ada di Kabupaten Ngawi," kata Ony dalam acara OVERVIEW Mitos, Rahasia & Nilai Kayu Jati Bareng Wabup Ngawi Ony ANwar dan Pebisnis Helly Sardy.
"Kabupaten Ngawi ini kurang lebih luasannya 128.000 hektare," tambahnya.
Lebih lanjut, Ony menjelaskan, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) mempunyai luas kawasan hutan jati yang dibagi dalam tiga administrasi.
"Untuk luasan hutan jati milik Perhutani itu kita ada beberapa daerah administrasi KPH. Jadi KPH yang masuk di Ngawi ada KPH Ngawi, KPH Saradan, KPH Lawu dan sekitarnya," jelasnya.
Sehingga, total luas kawasan hutan dari tiga administrasi itu mencapai 45.000 hektare.
Sementara Kayu jati yang dijual oleh Perhutani sudah mempunyai standar kualitas dan grade sendiri-sendiri.
"Jadi kalau kita melihat hasil dari kayu jati secara hitungan ekonomis kayu jati di Kabupaten Ngawi."
"Memang ada beberapa grade, mungkin grade yang tahu detail di temen-temen Perhutani," ucap Ony Anwar.
"Ada grade A, grade B, grade C," sambungnya.
Ia menuturkan bahwa kayu jati di Ngawi yang gradenya tinggi bisa dihargai mencapai Rp 30 juta per kubik.
Dengan demikian, semakin besar diameter kayu jati maka semakin tinggi harganya.
Di sisi lain, banyak para pelaku usaha mebel di Ngawi.
Sehingga pemerintah juga memfasilitasi pemasaran dari produk furniture dari warga.
Selanjutnya, juga mendorong para perajin muda untuk mengembangkan bakatnya melalui pelatihan.
Sementara Helly Sardi, pelaku usaha jati asal menjelaskan kelebihan kayu jati.
“Jati itu memang unik, jati menjadi primadona karena memiliki kelebihan pada tekstur seratnya yang eksotis,” kata Helly Sardi.
Ia menambahkan umur pohon, diameter batang hingga panjang kayu mempengaruhi harga jual kayu jati.
Meskipun kayu jati keras, namun mudah dibentuk untuk menjadi furniture.
Baca: Ini Alasan Kayu Jati Asal Ngawi Jadi Primadona hingga Lahan Bisnis Bernilai Puluhan Juta
Saat ini, Helly memasarkan produk kayu jati ke berbagai daerah, seperti Jakarta, Sulawesi, Kalimantan.
Bahkan pasar mancanegara pun juga berpeluang besar.
Mengingat, beberapa negara juga berminat dengan produk dari kayu jati.
“Jualnya ke pasar Indonesia, lebih banyaknya di luar daerah Ngawi. Selain itu, produk Indonesia ini juga diterima di pasar internasional,” tutur Helly.
Mengenai produksinya, bahan kayu jati didapat dari Perhutani dan warga lokal.
Selain kayu jati, ada berbagai macam kayu yang juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan mebel seperti kursi, meja makan dan produk lain.
Jadi, Anda perlu mengetahui apa perbedaan kayu jati dengan kayu lain agar tidak tertipu.
Lantas, apa yang membedakan kayu jati dengan kayu lain?
Pelaku usaha asal Ngawi ini menjelaskan mengenai perbedaan kayu jati dengan kayu lain.
Ciri utamanya terletak pada serat kayu jati, di mana seratnya tidak bisa ditiru kayu lain.
“Jadi, kita harus melihat dari serat kayunya, lebih baik membeli langsung kayu untuk dijadikan produk rumah,” ungkap Helly.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Indah Aprilin)