TRIBUNNEWS.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka menguat ke Rp 14.580 per dolar AS, Selasa (11/8/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah naik 0,47 persen dari penutupan sebelumnya, Senin (10/8/2020), yakni Rp 14.648 per dolar AS.
Posisi ini rupiah menjadi mata uang paling kuat di kawasan pada pagi ini, sebagaimana dilansir Kontan.co.id.
Hingga pukul 09.00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan menguat.
Hanya ringgit Malaysia dan yen Jepang yang berada di zona negatif.
Di mana ringgit menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah turun 0,08%, disusul yen yang melemah 0,04%.
Baca: Apa yang Terjadi Saat Resesi Ekonomi Indonesia Tahun 1998? Rupiah Anjlok hingga Banyak PHK
Sementara itu, dolar Taiwan berada di bawah rupiah setelah menguat 0,21%.
Peso Filipina yang naik 0,15%, yuan China dan won Korea Selatan yang sama-sama terapresiasi 0,13%.
Selanjutnya, baht Thailand yang terkerek 0,09% serta dolar Singapura yang naik tipis 0,07%, dan dolar Hong Kong masih bergerak stabil.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah di pasar spot diprediksi bakal kembali melemah pada perdagangan hari ini.
Dilansir Kontan.co.id, para analis sepakat, penguatan dolar AS masih menjadi pemberat bagi laju rupiah.
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong memproyeksikan potensi penguatan dolar AS pada perdagangan hari ini masih terbuka lebar setelah di pekan lalu the greenback melemah cukup dalam.
Dia yakin, rupiah bakal lebih stabil meski cenderung melemah.
Hal senada diungkapkan ekonom Bank Permata Josua Pardede.