TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN Syariah) siap berkolaborasi dan bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk menggenjot pembiayaan rumah baik subsidi maupun nonsubsidi.
Kerja sama ini bertujuan untuk mencari dana jangka panjang yang diperlukan dalam pembiayaan perumahan.
"Dengan berkolaborasi bersama BPKH bisa menekan mitch match yang selama ini terjadi dalam membiayai perumahan," ujar Direktur BTN Andi Nirwoto di Jakarta, Senin (24/8/2020).
Baca: Gelar Pameran secara Virtual, Berikut Deretan Promo KPR dari Bank BTN
Baca: BTN Tawarkan Promo KPR, Bunga Hanya 4,17 Persen
Andi menjelaskan, potensi BPKH dengan dana kelolaan yang cukup besar bisa dimanfaatkan perseroan dengan menawarkan skema bagi hasil investasi yang menjanjikan.
Apalagi investasi di sektor properti sangat aman. "Kami bisa mencarikan skema yang sesuai dengan kebutuhan investasi BPKH. Bisa di pembiayaan rumah subsidi maupun nonsubsidi," tegasnya.
Menurut Andi, kerja sama dengan institusi dalam pembiayaan perumahan bisa menekan cost of fund. Untuk itu selain meningkatkan dana murah, kerja sama institusi seperti dengan SMF, BPKH dan yang terbaru dengan Bank Syariah Mandiri akan terus diperluas.
"Jadi kerja samanya dalam satu project mereka bisa ambil 50 persen atau mau ambil semuanya juga bisa," tegasnya.
Sementara itu, hingga semester I/2020, UUS BTN masih mencatatkan kinerja positif kendati di tengah pandemi. Untuk penyaluran pembiayaan misalnya, BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,54 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 23,03 triliun per Juli 2020.
Pembiayaan Pemilikan Rumah di segmen non-subsidi masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan yakni sebesar 12,46 persen yoy menjadi Rp8,1 triliun pada Juli 2020.
“Kami mengambil segmen di bawah Rp500 juta. Segmen ini relatif lebih aman dan lancar padahal di situasi pandemi,” jelas Andi.
Segmen KPR Subsidi juga masih menunjukan pertumbuhan positif di level 7,3 persen yoy menjadi Rp 12,32 triliun per Juli 2020. Andi menerangkan potensi KPR Subsidi masih besar hingga akhir tahun nanti.
Pasalnya, hingga saat ini, permintaan KPR Subsidi di BTN Syariah telah melebihi kuota yang diberikan.
“Kami juga sedang memoles infrastruktur IT [Teknologi Informasi] hingga mempercepat business process sehingga dapat terus memberikan pelayanan terbaik dan memenuhi permintaan dari nasabah kami,” jelas Andi.
Adapun, dengan kenaikan positif pada pembiayaan tersebut, aset BTN Syariah pun mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,23 persen yoy per Juli 2020. Data keuangan BTN Syariah merekam aset naik dari Rp 29,24 triliun pada Juli 2019 menjadi Rp 32,23 triliun di bulan yang sama tahun ini.