TRIBUNNEWS.COM – Sore ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditutup melemah ke Rp 14.778 per dolar AS, Kamis (3/9/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah turun 0,22 persen dari penutupan Selasa (2/9/2020), yakni Rp 14.745 per dolar AS.
Kurs rupiah melemah dalam tiga hari perdagangan setelah menguat tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Dalam sepekan sejak Kamis pekan lalu, kurs rupiah spot masih tercatat melemah 0,80%, sebagaimana dilansir Kontan.co.id.
"Dengan tekanan fiskal yang makin tinggi dan masalah kredibilitas, korelasi antara yield surat utang lokal dan kurs rupiah akan kembali," kata Frances Cheung, head of Asia macro strategy Westpac kepada Bloomberg.
Baca: Resesi Ekonomi RI 1998, Nilai Tukar Rupiah Melemah hingga Utang Luar Negeri Menumpuk
Menurutnya, ada kekhawatiran mengenai independensi bank sentral.
Meski hingga kini belum jelas apakah rancangan undang-undang bank sentral pada akhirnya akan lolos.
"Level selanjutnya yang bisa dicermati adalah Rp 15.101," tutur Cheung.
Sementara Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI kepada Bloomberg mengatakan bahwa Bank Indonesia intervensi langsung di pasar spot antar bank dan lewat sejumlah broker untuk melonggarkan volatilitas rupiah.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada pada level Rp 14.818 per dolar AS.
Posisi ini melemah 0,09% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.804 per dolar AS.
Sementara Bank Central Asia (BCA) mematok kurs jual pada Rp 14.830 per dolar AS.
Kurs jual berarti pihak bank menjual dolar AS pada posisi ini.
Untuk kurs beli BCA adalah Rp 14.800 per dolar AS.