Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan, dampak penurunan tarif listrik Rp 22,5 per Kwh untuk tarif tegangan rendah terhadap keuangan perseroan tidak banyak.
Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, pengurangan tarif itu hanya mempengaruhi pendapatan sebesar Rp 391 miliar.
"Kalau berdampak ke potensi pendapatan, kita hitung Rp 391 miliar, tapi itu pendapatan. Bagaimana kalau ada penghematan, kalau kita hemat biaya maka tidak masalah dan ada kompensasi dari pemerintah juga," ujarnya di Kantor Pusat PLN, Jumat (4/9/2020).
Sekali lagi, Bob menegaskan, potensi adanya penyesuaian terhadap pendapatan sebesar itu bahkan tidak berpengaruh hingga akhir 2020.
"Secara umum, neraca keuangan PLN sampai akhir tahun tidak masalah. Rp 391 miliar ini kecil, tapi besar dampaknya untuk masyarakat," katanya.
Baca: Ini yang Menyebabkan PT PLN Alami Kerugian Hingga Rp 38,8 Triliun di Kuartal Pertama 2020
Disisi lain, dia menambahkan, satu diantara penghematan yang bisa dilakukan yakni menekan biaya pokok produksi dengan energi fosil murah.
"Kita hemat bagaimana gunakan energi murah, energi bahan bakar bersumber dari batu bara. Kita harap konsumsi listrik naik, bisnis dapat jalan, sehingga meningkatkan penjualan dan biaya turun," pungkas Bob.