Di sisi pembiayaan, Pembiayaan melalui Perbankan masih menjadi yang paling banyak digunakan baik untuk Kredit Investasi dan Kepemilikan Rumah.
Dari hasil survei yang dilakukan semester I 2020 lalu ini, diantara beberapa indikator memperlihatkan bahwa menurut pengembang, Perizinan (82%), Pajak dan Restribusi (81%) serta Kondisi Makro Ekonomi (81%) sangat mempengaruhi iklim investasi dibidang realestat.
Sedangkan kemudahan pembiayaan dari perbankan/pasar modal (76,6%), harga lahan (62,3%) dan biaya konstruksi (52,8%).
Dalam hal jenis produk, maka sebanyak 52 persen menyatakan bahwa realestat yang paling menarik untuk dikembangkan adalah Perumahan Menengah dan Atas.
Namun Perumahan Menengah Bawah khususnya Rumah Sederhana Bersubsidi merupakan produk yang paling memberikan kinerja terbaik sepanjang 2019.
Sebanyak 34,1 persen pengembang REI DKI Jakarta adalah pengembang perumahan menengah dan atas. Sebanyak 29,4 persen sedang tidak menjalankan proyek tahun lalu serta sebanyak 21 persen mengembangkan apartemen jual.
REI DKI Jakarta juga melakukan survei terkait Persepsi RTRW DKI Jakarta 2014 - 2019 menjawab tantangan pengembangan kota Jakarta yang berbasis mass transport dan pedestrian friendly serta kemudahan untuk mendapatkan perizinan dalam membangun realestat yang dikembangkan.
"Sebanyak 29 persen responden menyatakan RTRW DKI 2014-2019 menjawab tantangan pengembangan kota. Sementara, 45 persen responden menyatakan sangat mudah atau mudah atau cukup mudah mendapatkan perizinan membangun reaelstat,” sebutnya.