News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prediksi Analis Tentang Pergerakan IHSG Pekan Ini, Diwarnai FOMC dan RDG Bank Indonesia

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020). Tribunnews/Irwan Rismawan

Laporan Reporter Kontan, Nur Qolbi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve akan mengadakan FOMC Meeting pada Selasa-Rabu, 15-16 September 2020.

Kemudian disusul Bank Indonesia (BI) yang akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) pada Rabu-Kamis, 16-17 September 2020.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar memprediksi, tingkat suku bunga acuan The Fed bakal tetap dipertahankan pada level 0-25 persen.

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi dan Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo juga melihat, The Fed akan mempertahankan suku bunganya di level saat ini.

"Pasalnya, suku bunga acuan The Fed saat ini sudah rendah. The Fed nampaknya akan mengeluarkan stimulus moneter lainnya," kata Wisnu saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (13/9/2-20).

Untuk dalam negeri, Wisnu juga memperkirakan, BI bakal mengambil keputusan yang sama seperti Agustus 2020, yakni mempertahankan suku bunga di posisi 4%.

Mengingat, BI sudah empat kali menurunkan suku bunga sepanjang tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis point (bps) dari awalnya 5% menjadi 4%.

Alhasil, apabila BI kembali menurunkan BI 7-day (Reverse) Repo Rate, maka akan menimbulkan risiko yang cukup besar.

Di sisi lain, Lucky justru melihat kemungkinan bahwa BI akan kembali memotong suku bunga acuan karena adanya deflasi pada Agustus 2020.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, telah terjadi dua kali deflasi pada tahun ini, yakni sebesar 0,1% pada Juli 2020 dan 0,05% pada Agustus 2020.

Meski begitu, Lucky menilai, sentimen suku bunga BI tidak berpengaruh besar ke pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Reaksi pasar harusnya netral atas sentimen ini," ucap Lucky.

Menurut dia, sentimen yang menyetir pergerakan IHSG ke depannya masih berasal dari penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta, apakah bakal berakhir setelah dua minggu ke depan atau diperpanjang lagi.

Di samping itu, arah IHSG juga akan dipengaruhi oleh hasil kinerja emiten kuartal III-2020 yang bakal banyak dirilis pada Oktober mendatang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini