"Pasalnya, kinerja emiten ini dapat menjadi indikator pemulihan ekonomi dan acid test untuk ekspekstasi pertumbuhan laba dari para analis," ungkap Lucky.
Wisnu juga melihat, IHSG dalam jangka menengah ini lebih digerakkan oleh penetapan PSBB DKI Jakarta. Ia memprediksi, volatilitas IHSG akan cukup tinggi dengan kecenderungan koreksi lanjutan pada September 2020.
"Seiring dengan peningkatan kasus baru Covid-19 dan PSBB total, resesi sudah di depan mata. Mengingat, 70% perdearan uang di Indoensia ada di Jakarta dan kontribusi pertumbuhan ekonomi Jakarta termasuk yang terbesar di Indonesia," kata dia.
Ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 berkisar antara -2% sampai -4%.
Wisnu memprediksi, IHSG masih akan cenderung volatile pada pekan ini karena ruang geraknya masih cukup lebar, yakni berada dalam rentang support di 4.765 dan resistance 5.100.
Baca: Kekhawatiran Mereda, IHSG Diprediksi Menguat Jangka Pendek ke Level 5.200
Karena ketidakpastian yang meningkat dan potensi koreksi lanjutan ini, Wisnu menyarankan pelaku pasar untuk menyiapkan cash.
Dengan begitu, saat mendapatkan momentum penurunan IHSG, investor bisa mengakumulasi saham-saham dengan harga murah.
Baca: IHSG Ambruk Imbas Rencana PSBB Total, BEI Sempat Membekukan Perdagangan Saham
Dia merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham-saham barang konsumsi serta telekomunikasi yang memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan, seperti INDF, ICBP, dan SIDO, serta TLKM dan EXCL.
Sementara dalam jangka pendek, Lucky memprediksi IHSG akan kembali naik setelah sempat turun 5,01% pada Kamis (10/9/2020).
"Ini saatnya akumulasi beli saham dengan valuasi yang murah. Pasalnya, Indonesia sudah jauh lebih dekat ke vaksin dan suku bunga rendah menjadikan investor sulit mencari return yang memadai dari fixed income," kata Lucky.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Ada FOMC meeting dan RDG BI, berikut prediksi pergerakan IHSG pekan depan