Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mendorong para pelaku UKM untuk memanfaatkan peluang ekspor ke pasar Eropa.
Deputi bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit menegaskan, untuk meningkatkan nilai ekspor UKM ke Eropa diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.
“Jadi pelaku UKM tidak hanya sekadar dapat bertahan tapi juga mampu meningkatkan kualitas sehingga dapat bersaing di pasar global khususnya di pasar Eropa, terutama di masa pandemi Covid-19,” kata Victoria, dalam keterangan Rabu (23/9/2020).
Dia mengatakan, ekspor produk UKM ke berbagai negara saat ini semakin terbuka lebar.
Baca: Covid-19 Buat Pengusaha UKM dan Ekonomi Kreatif Alami Penurunan Omzet
Victoria mencontohkan, pihaknya telah memberikan dukungan terhadap upaya peningkatan ekspor UKM meliputi ekspor Lidi Nipah ke Nepal dari Bangka Belitung, ekspor 500 produk UKM dari Pusat Logistik Berikat (PLB) E-commerce Marunda ke Ningbo Tiongkok, serta dukungan kepada Sekolah Ekspor di SMESCO.
Baca: Pentingnya Kolaborasi Antar-UKM Saat Usaha Terkena Imbas Pendemi Covid-19
"Kebijakan lain yang dilakukan pemerintah melalui KemenkopUKM diantaranya fasilitasi standarisasi global, pelibatan BUMN sebagai offtaker, Onboarding digitalisasi KUKM, fasilitasi promosi baik di dalam maupun luar negeri, hingga menjadikan SMESCO sebagai center of excellence," ucapnya.
Berdasarkan data BPS tahun 2019, ekspor Indonesia ke negara-negara Uni Eropa senilai USD 14,6 miliar, masih cukup rendah jika dibandingkan dengan negara-negara APEC (USD 122 milyar), ASEAN (USD 41,4 milyar), dan NAFTA (USD19,6 milyar).
Ekspor Indonesia Uni Eropa terbesar ke Belanda dengan nilai USD 3,20 milyar; Jerman USD 2,4 milyar; Italia USD 1,74 milyar; Spanyol USD 1,59 milyar; Inggris USD 1,35 milyar; Perancis USD 1,01 milyar; dan Belgia USD 1,07 milyar.