Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pergerakan tingkat inflasi dari bulan ke bulan (month to month/mtm) selama 2020 digambarkan melalui garis berwarna merah dengan kembali terjadinya deflasi pada September.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, terjadinya lagi deflasi pada September 2020 membuat Indonesia mengalami hal tersebut 3 bulan berturut-turut.
"Berarti terjadi deflasi berturut-turut selama 3 bulan. Jadi, selama kuartal III 2020 pada Juli, Agustus, dan September terjadi deflasi," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).
Suhariyanto merincikan, deflasi pada Juli sebesar 0,1 persen, Agustus 0,05 persen, dan September kembali terjadi deflasi sebesar 0,05 persen.
Baca: BPS: September 2020 Terjadi Deflasi 0,05 Persen, Tertinggi di Timika
"Sementara, untuk inflasi tahunannya bisa dilihat bahwa pada September itu adalah sebesar 1,42 persen. Sedikit mengalami kenaikan dibandingkan posisi Agustus yang inflasi sebesar 1,32 persen," katanya.
Namun, kalau dibandingkan dengan posisi Juli awal kuartal III 2020 maka inflasi September yang sebesar 1,42 persen ini lebih rendah.
Baca: BI Perkirakan Terjadi Deflasi Lagi pada September 2020 Ini
Disisi lain, dia menambahkan, jika dilihat menurut kelompok pengeluaran, ada empat kelompok yang mengalami deflasi dari catatan BPS.
Pertama adalah makanan minuman dan tembakau yang mengalami deflasi 0,37 persen, lalu kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki juga terjadi deflasi meskipun tipis 0,01 persen.
"Selain itu, transportasi mengalami deflasi sebesar 0,33 persen dan satu lagi adalah kelompok pengeluaran untuk informasi komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi 0,01 persen," pungkasnya.