Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Faisal Basri memandang sektor keuangan hingga semester I 2020 menunjukkan laju pertumbuhan positif.
Dalam paparannya, industri keuangan dan asuransi tumbuh 5,87 persen di paruh pertama tahun ini.
"Namun, kuncinya bukan di sektor keuangan untuk mengatasi Covid-19 ini. Sampai sekarang pun belum ada strategi jangka pendek dan menengahnya. Semua di- by pass mengandalkan hadirnya vaksin," kata Faisal dalam webinar, Kamis (1/10/2020).
Baca: Faisal Basri Sebut Pengendali Kebijakan Ekonomi di Pemerintahan Frustrasi
Baca: Faisal Basri Tawarkan Jurus Jitu Turunkan Covid-19 dan Naikkan Ekonomi
Menurut Faisal, pemerintah sudah salah bergantung pada vaksin yang belum tentu juga efektif bisa menghilangkan wabah corona.
"Oke sekarang pemerintah melakukan testing lebih banyak, sampai kemarin sudah 12 ribu per 1 juta penduduk. Tapi itu hanya lebih tinggi dari 12 negara yang kasusnya di atas 10 ribu," ucap dia.
Dia menerangkan dari 10 negara itu antara lain di Afrika yang pendapatannya rendah serta dua negara lainnya di Asia yaitu Afghanistan dan Myanmar.
"Sudah habis-habisan uang untuk testing tapi contact tracingnya lemah dan itu diakui oleh juru bicara Satgas Covid-19," imbuh Faisal.
Faisal menyayangkan testing tidak disertai dengan penelusuran kontak fisik sehingga akibatnya wabah Covid-19 terus menjalar dengan 4 ribuan kasus per hari.
Pemerintah diminta agar prioritas mengatasi Covid-19 ketimbang mengurusi sektor keuangan yang tidak berdampak.
"Saya perkirakan hanya butuh 11 hari saja untuk mencapai 300 ribu kasus. Kalau Covid-nya ini tidak diatasi secara serius maka akan mungkin seluruh sektor industri akan ikut terhempas," ujarnya.
Sementara Ekonom UI Fithra Faisal mengatakan bahwa krisis pandemi Covid-19 terjadi bukan berasal dari iklim eksternal tetap lebih kepada homogen bahwa yang membedakan hanya recovery rate di masing-masing negara.
"Jadi tekanannya itu bersifat homogen sedangkan variasinya dari kebijakan domestik itu sendiri," kata Fithra.
Menurut dia, guncangan di sektor keuangan terkait independensi BI dan perubahan kewenangan OJK semestinya tidak perlu terjadi.
"Ini tidak kita perlukan sekarang dan bahkan bisa mengacaukan keadaan," tambahnya.