TRIBUNNEWS.COM - Pengusaha asal Solo Jawa Tengah, Puspo Wardoyo, yang dikenal sebagai pemilik Ayam Bakar Wong Solo (ABWS) sudah memiliki jiwa wirausaha sejak dini.
Puspo mengaku sudah berkecimpung di dunia 'perayaman' sejak duduk di kelas 3 sekolah dasar (SD).
Diketahui, pria beristri empat dan dikenal publik sebagai Presiden Poligami Indonesia ini lahir di keluarga yang juga berbisnis di sektor kuliner.
"Dulu simbah saya itu penjual sate kere, mungkin di Solo pertama kali simbah saya pencetusnya, dan ibu saya jualan ayam potong di pasar," ungkap Puspo dalam program Ngaso Tribunnews.com, Rabu (21/10/2020).
"Kalau pagi di pasar, kalau siang sisa jualan ayam dibikin warteg kecil-kecilan," lanjutnya.
Puspo yang kala itu masih duduk di kelas 3 SD, sudah ikut membantu pekerjaan orang tua.
"Saya dari kecil terdidik ikut sembelih ayam, masak ayam, sejak kelas 3 SD sudah bantu nyembelih ayam," ungkapnya.
Baca juga: Puspo Wardoyo Bicara Adil dalam Poligami, Deddy Corbuzier: Gua Enggak Habis Pikir
Selain itu, Puspo juga tak jarang ikut untuk memasak ayam tersebut.
Puspo menyebut masa anak-anak banyak dihabiskan untuk membantu pekerjaan orang tua.
Puspo yang merupakan anak nomor 3 dari 7 bersaudara hidup penuh kesederhanaan.
"Sederhana ya cukup untuk kehidupan, tapi dari awal itu memang selalu bantu orang tua," ujarnya.
Puspo menyebut, bau-bau menjadi wirausaha sudah ada sejak kecil.
Baca juga: Pengusaha Hotel Bangkit di Tengah Pandemi, Yakinkan Customer dengan Penerapan Protokol Kesehatan
Lepaskan Atribut PNS
Diketahui Puspo Wardoyo sempat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Ia menjadi guru di SMA N 1 Muntilan, Kabupaten Magelang.
Puspo kala itu mengajar mata pelajaran kesenian.
Namun, Puspo tidak merasa nyaman dengan pekerjaannya tersebut.
Sehingga ia memutuskan untuk berhenti dari PNS pada tahun 1987.
"Waktu itu jadi pegawai negeri itu bukan ruh saya, jadi saya tinggalkan dan saya balik untuk buka usaha ayam itu," ungkapnya.
"Saya menjabat PNS sekitar 4-5 tahun," ungkap Puspo.
Baca juga: Kemenaker Akan Libatkan Buruh dan Pengusaha di Pembahasan Aturan Turunan UU Cipta Kerja
Puspo mengungkapkan kecewa dengan kehidupannya sebagai PNS.
"Ya saya kecewa dengan kehidupan pegawai, dan ruh saya bukan di situ."
"Dari sikap saya, pakaian saya, saya sering dipanggil kepala sekolah karena nyeleneh dan tidak mencerminkan seorang guru," sebutnya.
Setelah melepas atribut PNS pada 1987, puspo mulai membuka usaha Ayam Goreng Kleco di Solo.
"Waktu itu ramai, tapi cukup untuk hidup saja," ujarnya.
Kemudian, Puspo mulai mengembangkan bisnis di Kota Medan dengan brand Ayam Bakar Wong Solo.
"Waktu itu ada temen saya dari Medan makan bilang ayamnya enak, diminta buka ke Medan."
"Kemudian saya jual sama temen saya ke Medan, dengan nama Ayam Bakar Wong Solo tahun 1991," ujarnya.
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Minta Pengusaha Tak Buat Gaduh Soal Upah Minimum 2021
Awal mula pemilihan nama tersebut hanyalah untuk membuat masyarakat mengetahui jika makanan tersebut berasal dari Jawa.
"Bagaimana orang tertarik dari Jawa, intinya ayam bakar dari Solo dan bisa menarik orang-orang Jawa yang di sana," ungkapnya.
Puspo kala itu mengaku mengerjakan sendiri bersama istri dan satu teman di awal buka.
Kemudian, usaha Puspo terus maju dan membuka cabang-cabang lain.
Saat ini Puspo menyebut sudah ada 289 cabang Ayam Bakar Wong Solo di dalam dan luar negeri.
Di luar negeri, Ayam Bakar Wong Solo membuka cabang di Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)