TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dunia terus berusaha menurunkan jumlah perokok dan mengurangi dampak negatif konsumsei tembakau.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memberikan rekomendasi agarstruktur tarf cukai tebakau disedernahakan.
Head of Fiscal Policies for Health Unit Head Promotion Department WHO Quarter Jeremias N Paul mengatakan salah satu kebijakan pengendalian tembakau yang paling efektif adalah menyederhanakan struktur cukainya.
Baca juga: Pengusaha Dukung Upaya Pemerintah Tekan Jumlah Perokok Anak
“Tidak hanya tarif cukai yang penting, struktur cukai juga berpengaruh. Di Indonesia struktur cukainya sangat kompleks selama bertahun-tahun dan ini tidak sesuai dengan praktik terbaik dalam kebijakan cukai tembakau,” ujarnya melalui keterangan dalam seminar daring Teka-Teki Cukai di Masa Pandemi belum lama ini.
Paul mengatakan kebijakan cukai tembakau sebaiknya bersifat spesifik dengan struktur cukai yang sederhana. Hal ini akan membuat keterjangkauan masyarakat terhadap rokok makin rendah.
“Struktur cukai tembakau yang kompleks merusak tujuan penerimaan negara dan kesehatan masyarakat. Dan pada saat yang sama gagal melindungi sektor padat karya dan pasar sigaret kretek tangan yang kini makin tenggelam karena perubahan preferensi pasar,” katanya.
Baca juga: Hasil Studi: HPTL Berpotensi Kurangi Risiko bagi Perokok di Indonesia
Itulah sebabnya dia mendorong agar penerapan kebijakan cukai tembakau sebaiknya dilaksanakan secara efektif demi tujuan kesehatan maupun penerimaan negara.
“Penerimaan negara yang meningkat dapat menjadi fasilitas dan investasi yang lebih tepat untuk meningkatkan jaminan kesehatan nasional dan kehidupan petani dan pekerja,” ujarnya.
Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) juga menyatakan bahwa penyederhanaan struktur tarif cukai tembakau dapat menjadi salah satu solusi bagi negara untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat khususnya di masa pandemi Covid-19.
“Salah satu cara menavigasi kesehatan masyarakat di masa pandemi adalah dengan memlliki sistem kesehatan yang mumpuni,” ujar Lead Economist World Bank Indonesia Frederico Gil Sander.
Baca juga: Produk Tembakau Alternatif Turunkan Angka Perokok di Inggris dan Jepang
Apalagi selama pandemi Covid-19, belanja negara untuk pelayanan kesehatan sangat besar dan dananya diperoleh dari utang.
“Navigasi ekonomi terkait kurva utang negara harus dikelola dengan cara mengeleminasi subsidi pada sektor tertentu dan meningkatkan pendapatan negara melalui reformasi dengan meningkatkan pajak tembakau, plastik, dan produk tinggi gula,” ujar Sander.
Salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah adalah mereformasi sistem cukai produk yang tidak menyehatkan seperti tembakau dengan cara menerapkan simplifikasi atau penyederhanaan struktur tarif cukai tembakau.
Simplifikasi struktur tarif cukai tidak hanya akan menambah penerimaan negara, tetapi juga menekan prevalensi perokok di Indonesia. (Yudho Winarto)
Aartikel ini tayang di Kontan.co.id dengan judul: WHO tekankan pentingnya simplifikasi struktur tarif cukai tembakau