TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 di Indonesia terbukti ikut memperburuk perekonomian, khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan UMKM menyebutkan, setidaknya 47% pelaku UMKM terpaksa menutup usahanya akibat permasalahan keuangan (modal) dan terganggunya distribusi.
Sebagai BUMN holding asuransi dan penjaminan,
Indonesia Financial Group (IFG) yang saat ini ditunjuk menjadi BUMN holding untuk industri asuransi dan penjaminan, menggulirkan program penjaminan kredit usaha untuk UMKM.
Program ini digulirkan melalui perusahaan anggota holding IFG, yakni PT Jamkrindo dan PT Askrindo dengan mengacu pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Karena UMKM berperan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mencapai 97 persen tenaga kerja di seluruh Indonesia pada 2018, kantor Kementerian Perekonomian telah mengalokasikan dana sebesar Rp 123 triliun untuk mendorong keberlangsungan usaha UMKM.
Baca juga: Tunjang Korporasi Padat Karya, Pemerintah Berikan Bantuan Penjaminan Modal Kerja
Upaya ini dinilai mendesak demi mendukung permodalan UMKM agar dapat bertahan di masa krisis. dengan didukung skema perlindungan UMKM melalui program jaring pengaman dan beberapa bantuan.
Tujuannya, untuk lebih bisa menjaring lebih banyak UMKM dan menumbuhkan peningkatan pembelian produk UMKM nasional.
Baca juga: Menkop: Subsidi Bunga UMKM dan Penjaminan Modal Kerja Sangat Dinantikan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional dan sudah menyiapkan berbagai program serta alokasi anggaran untuk 2020 dan 2021.
Dia mengatakan, tahun ini Pemerintah telah menyiapkan Rp 659 triliun yang disiapkan untuk sektor Kesehatan, Perlindungan Sosial, Insentif Usaha, Dukungan UMKM, Pembiayaan Korporasi, dan Dukungan
Ekonomi melalui program Kementerian dan Lembaga sektoral.
Untuk UMKM sendiri, dana yang disiapkan mencapai Rp 123,46 triliun untuk tahun ini, yang mana sudah terealisasi sebesar Rp 93,48 triliun atau sebesar 76% per November 2020.
"Ke depan kami berharap upaya untuk mendorong kegiatan usaha UMKM dapat terlaksana secara berkelanjutan, dan dapat menjadi solusi bagi UMKM untuk semakin mengoptimalkan usahanya,” kata Airlangga Hartarto, Rabu (4/11/2020).
Di kesempatan yang sama, Menteri Koperasi & UKM, Teten Masduki, juga menyatakan pandemi Covid-19 telah memberi dampak sosial dan ekonomi dimana menurunnya pendapatan rumah tangga, serta tidak sedikit yang kehilangan mata pencaharian, membuat masyarakat menjadi lebih selektif dalam melakukan pembelian.
Hal ini juga berdampak langsung kepada UMKM karena perputaran bisnis mereka menjadi semakin melambat.
Di tengah kondisi saat ini, terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dari offline ke online, oleh karena itu para pelaku UMKM perlu meningkatkan literasi digital agar bisnisnya dapat berjalan dengan baik.