Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank BNI Syariah mencatat BNI Mobile Banking meningkat 108 persen secara year on year (yoy) menjadi 36,1 juta hingga triwulan III tahun 2020.
E-Banking merupakan salah satu bentuk layanan digital yang diberikan BNI Syariah dalam rangka memberikan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi bagi Nasabah.
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, pertumbuhan dana murah BNI Syariah didukung oleh transaksi Mobile Banking sampai triwulan III tahun 2020 sebanyak 33,8 juta transaksi naik sebesar 119 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu 15,4 juta transaksi.
"Sejalan dengan pertumbuhan transaksi melalui Mobile Banking yang dilakukan oleh Nasabah, transaksi Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf (ZISWAF) melalui channel Mobile Banking juga tumbuh secara signifikan sebesar 182 persen secara year on year (yoy) sampai triwulan III tahun 2020," tuturnya, Jumat (6/11/2020).
BNI Syariah mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) dalam bentuk giro dan tabungan.
Baca juga: Mandiri Syariah Catat Pengguna Mobile Banking Meningkat 25 Persen
Pencapaian DPK sebesar Rp45,65 triliun atau naik 21,76 persen secara tahunan dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp37,49 triliun.
Tahun ini, BNI Syariah menjalankan beberapa strategi untuk meningkatkan DPK.
Baca juga: Cara Top Up Saldo LinkAja Melalui ATM, Mobile Banking hingga Internet Banking, Mudah dan Praktis
Diantaranya adalah optimalisasi penghimpunan dana murah melalui layanan digital banking Hasanah Mobile, pemanfaatan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), implementasi Qanun LKS Aceh serta optimalisasi ekosistem halal.
Dari sisi pembiayaan, BNI Syariah mencatat realisasi pembiayaan sebesar Rp32,28 triliun dengan komposisi pembiayaan yang seimbang dimana pada triwulan III tahun 2020, segmen Konsumer berkontribusi sebesar Rp16,40 triliun menyumbang 50,80 persen.
Lalu, diikuti segmen Komersial sebesar Rp7,74 triliun (23,97 persen), segmen Kecil dan Menengah Rp6,18 triliun (19,15 persen).