Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menilai super app Gojek sudah mencatatkan contribution margin positif.
Menurutnya, startup karya anak bangsa itu sudah cukup berhasil meninggalkan strategi bakar uang yang identik dilakukan di kalangan startup.
"Strategi bakar uang sudah mulai ditinggalkan Gojek, banyak investor yang masuk untuk memperkuat ekosistem mereka," kata Faisal kepada wartawan, Senin (16/11/2020).
"Mereka sudah berkembang baik, tidak hanya sebagai perusahaan transportasi tapi juga menjadi perusahaan layanan pesan-antar dan pembayaran digital," sambungnya.
Baca juga: Marjin Bisnis Positif, Co- CEO Gojek: Fundamental Bisnis Kami Kokoh
Dia melihat kemampuan pengembangan bisnis Gojek sangat tinggi, di mana Gojek selama ini telah mampu menangkap peluang pasar yang ada dan menghadirkan solusi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kemampuan ini dinilai dia sangat penting, terutama di saat pandemi yang menuntut perusahaan berbasis informasi teknologi untuk memiliki portofolio yang beragam agar bisa survive.
"Banyak startup yang kesulitan di masa pandemi, seperti yang terkait transportasi dan travel yang harus bertumbangan. Namun Gojek sebagai super-app tidak memiliki satu layanan saja," tuturnya.
Faisal menyebut Gojek mampu menerapkan strategi pivot dengan memperkuat layanan pesan-antar dan GoPay.
Baca juga: Menko Luhut: Ekspansi Gojek Bukti Indonesia Mampu Bersaing di Kancah Global
"Memang agar dapat bertahan di masa pandemi, mereka (perusahaan berbasis IT) itu harus engage teknologi digital. Ini kuncinya," ujar dia.
Terpisah, Ketua Yayasan Nexticorn Daniel Tumiwa menilai pencapaian Gojek yang mencatatkan peningkatan margin positif sebagai awal yang bagus.
"Saya yakin Gojek melihat hasil sekarang sebagai konfirmasi dan validasi bahwa ini merupakan permulaan yang bagus. Ini berarti GoJek semakin berperan dan dibutuhkan," kata dia.