TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka melemah tipis ke Rp 14.060 per dolar AS pada Rabu (18/11/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah melemah 0,04% dibanding penutupan sebelumnya.
Meski demikian, hari ini, rupiah berpeluang menguat lagi setelah menanjak tiga hari berturut-turut, sebagaimana dilansir Kontan.co.id.
Dorongan sentimen eksternal dan internal berpotensi mengangkat kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom Indef Bhima Yudhistira memperkirakan penguatan rupiah akan berada pada rentang Rp 14.000 - Rp 14.100 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan menguat pada rentang Rp 13.950 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS.
Baca juga: Harga Emas Antam Rabu, 18 November 2020, Turun jadi Rp 975 Ribu per Gram, Berikut Rinciannya
Baca juga: Mendorong Pertumbuhan Bisnis Syariah di Tengah Pandemi
Bhima dan Ariston sepakat bahwa laporan perkembangan vaksin Covid-19 dari Moderna menjadi penopang kurs rupiah.
Laporan pengembangan vaksin Covid-19 dari Moderna yang menyebutkan hasil pengujiannya menunjukkan efektivitas yang tinggi sebesar 94,5%.
Kabar vaksin inilah yang mampu mendorong investor global untuk lebih banyak masuk ke pasar di Indonesia.
“Hasil dari Moderna ini menambah kepercayaan pasar bahwa vaksin akan segera dirilis dan ekonomi bisa segera pulih sehingga harga aset-aset berisiko bergerak menguat menanggapi berita ini. Selain itu, proyeksi pertumbuhan positif ekonomi Indonesia di kuartal IV-2020 oleh BI juga memberikan sentimen positif ke rupiah,” kata Ariston.
Bhima menambahkan, rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan bunga acuan, sehingga sesuai dengan ekspektasi pasar.
Proyeksi bahwa BI masih akan tetap menahan suku bunga acuannya berpeluang masih menarik minat investor masuk ke Indonesia dan mendukung penguatan rupiah.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada pada level Rp 14.118 per dolar AS.
Sementara itu, Bank Central Asia (BCA) mematok kurs jual pada Rp 14.135 per dolar AS.