TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah melakukan transformasi perusahaan dalam rangka menyukseskan pelaksanaan program penyelamatan polis atau program restrukturisasi.
Transformasi perusahaan yang diimplementasikan melalui pembenahan seluruh lini perusahaan menjadi salah satu poin penting demi menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya.
“Selain menyiapkan sumber pendanaan yang menjadi solusi atas masalah fundamental Jiwasraya, tansformasi perusahaan ini juga menjadi poin penting di dalam program penyelamatan polis, hingga akhirnya seluruh polis Jiwasraya bisa diselematkan dan dipindahkan ke IFG Life," ujar Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Jiwasraya, R Mahelan Prabantarikso dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: PMN Kucurkan Rp 20 Triliun untuk Jiwasraya, Legislator PKS : Pengalihan Tanggungjawab Kepada Rakyat
Mahelan menjelaskan, sejak dipercaya pada Januari 2019 terdapat sejumlah transformasi atau pembenahan yang dilakukan manajemen baru Jiwasraya.
Pertama, transformasi pada sisi bisnis model dengan menghentikan produk
-produk lama Jiwasraya yang menjanjikan bunga tinggi.
Baca juga: Dirut PT Asuransi Jiwasraya Sambangi KPK, Bahas Polis Pegawai dengan Nominal Rp20 M
Di waktu yang sama, transformasi perusahaan juga menyasar pada pembenahan bisnis proses Jiwasraya yang diimplementasikan dengan menekan beban penjualan produk dengan membentuk unit khusus Bisnis Korporasi, revitalisasi penjualan produk asuransi ritel, hingga penggunaan sistem kerjasama keagenanean yang saling menguntungkan.
Kedua, peningkatan kualitas tata kelola dan manajemen risiko dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.
Demikian pula transformasi perusahaan dilakukan pula dengan menerpakan prinsip Good Corporate Governance yang meliputi anti gratifikasi, pengendalian informasi, hingga penerapan pedoman etika dan perilaku serta pembuatan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).
“Transformasi perusahaan melalui peningkatan kualitas tata kelola dan penerapan prinsip GCG ini juga merupakan tugas dan amanah dari Pemerintah, serta pengejawantahan dari program Akhlak yang menjadi Core Value Kementerian BUMN," kata dia.
Ketiga, manajemen baru Jiwasraya juga telah menciptakan dan menerapkan standarisasi penempatan portofolio investasi yang ideal dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Di samping itu, saat ini manajemen baru telah menerapkan manajemen risiko yang ketat pada saat pengelolaan investasi dalam proses bisnis investasi Jiwasraya.
"Manajemen baru juga telah melakukan reorganisasi struktur organisasi dalam rangka efisiensi biaya operasional dan optimalisasi SDM demi menunjang pelaksanaan program penyelamatan polis Jiwasraya," ungkapnya.
Diketahui, dalam waktu dekat manajemen baru Jiwasraya bersama pemerintah akan mengumumkan program restrukturisasi, sebagai langkah konkret dalam menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya, menyusul masalah likuiditas yang terjadi sejak beberapa tahun ke belakang.
Demi meminimalisir risiko dan kerugian yang akan dirasakan pemegang polis dan keuangan negara akibat adanya potensi likuidasi terhadap Jiwasraya, pemerintah pun menganggarkan dana yang berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 22 triliun yang nantinya akan disalurkan lebih dulu ke Indonesia Financial Group (IFG), yang dulu bernama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Nantinya, dana sebesar Rp 22 triliun itu akan dipakai IFG untuk mendirikan perusahaan asuransi baru yang bernama IFG Life. Adapun polis-polis Jiwasraya yang telah direstrukturisasi akan dipindahkan ke IFG Life.
Mahelan pun optimistis dengan adanya upaya transformasi dan pembiayaan ini dapat meyakinkan seluruh pihak terkait pelaksanaan program penyelamatan polis Jiwasraya.
"Semoga upaya transformasi dan pembenahan ini bisa dimaknai oleh seluruh pihak sebagai kerja keras manajemen baru dan pemerintah dalam menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya," tutup Mahelan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jiwasraya Akan Hentikan Produk Asuransi yang Janjikan Bunga Tinggi"