TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 jelas menghantam perekonomian Indonesia.
Sebagai gambaran, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi 5,32% pada semester 1 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi ini memiliki dampak langsung terhadap industri asuransi.
Tercatat perusahaan asuransi umum hanya mampu mengumpulkan premi Rp 37 triliun atau lebih rendah 6,1% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Di tengah kondisi sulit ini, sejumlah perusahaan asuransi umum bisa tetap mencatatkan perolehan premi yang baik.
Baca juga: Terpukul Covid-19, Pendapatan Premi Industri Asuransi Turun 2,5 Persen di Semester I 2020
Dilansir dari kontan.co.id, PT Asuransi Adira Dinamika Tbk (Adira Insurance) merupakan 5 perusahaan asuransi umum teratas yang tetap tumbuh berdasarkan rekapitulasi kinerja asuransi umum berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2020.
Adira Insurance, yang diakuisisi Zurich Insurance Company (Zurich) pada November 2019, berhasil membukukan premi bruto kuartal ketiga 2020 senilai Rp 1,5 triliun atau naik sebesar 23,1% yoy periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,22 triliun.
“Dampak dari pandemi ini bukan hanya secara kesehatan, namun secara finansial dan psikologis. Namun, dalam masa yang penuh ketidakpastian inilah peran perusahaan asuransi menjadi sangat penting, untuk hadir bagi pelanggan serta memberikan dukungan dan perlindungan yang komprehensif,” ujar Chief Marketing Officer Adira Insurance Hassan Karim dalam diskusi virtual pada Kamis (3/12/2020).
Pandemi ini juga telah mengubah cara kita menjalankan kehidupan sehari-hari. Riset McKinsey & Company COVID-19 Consumer Pulse Surveys memaparkan perilaku pembelian pelanggan Indonesia bergeser secara online dan kemungkinan besar akan berlanjut setelah krisis.
Baca juga: Bankir Soroti Wacana Pembubaran OJK, dari Biaya Premi hingga Keluhan Jokowi
Hal ini didukung pula dengan semakin banyaknya masyarakat yang melek akan teknologi. Menurut Data Indonesia Digital Januari 2020, ada 175.4 juta pengguna mobile internet di Indonesia dan pengguna internet di Indonesia ada 64% dari total populasi.
Begitu pula dengan industri asuransi, ketika jalur tradisional terdampak oleh pandemi Covid-19, perusahaan dituntut untuk bergerak ke jalur digital.
Adira Insurance sendiri sudah memulai perjalanan digitalisasinya sejak 2014, saat itu diawali dengan sentralisasi pembayaran klaim. Selanjutnya, Adira Insurance terus melakukan berbagai pengembangan dan inovasi.
“Ketika pandemi melanda dan seluruh dunia harus bekerja dari rumah, ini bukan merupakan hal baru bagi Adira Insurance. Kami telah menerapkan working from home sejak 2018, sehingga infrastruktur dan sistem IT kami siap untuk seluruh perusahaan agar tetap beroperasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Pelanggan kami pun juga dapat membeli produk-produk perlindungan dari website, call center, hingga berbagai partners e-commerce Adira Insurance,” ungkap Hassan.
Digitalisasi ini merupakan salah satu hal yang mendukung Adira Insurance untuk dapat terus bertahan di masa pandemi. Adira Insurance telah berkomitmen untuk melakukan inovasi secara digital untuk memberikan kemudahan bagi Pelanggan, salah satunya dengan aplikasi.
Jalur digital memang merupakan keniscayaan untuk menopang bisnis serta operasional bisnis yang lebih efektif dan efisien. Terlebih lagi kanal digital menjadi jalur yang paling diminati oleh generasi millenial. Perusahaan asuransi pun harus pandai memanfaatkan peluang digitalisasi.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Ini strategi Adira Insurance menangkan pasar asuransi umum di tengah pandemi