TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,23% ke level 5.944,409 pada penutupan perdagangan Selasa (8/12). Penguatan ini melengkapi pergerakan IHSG yang menguat 2,07% pada perdagangan Senin (7/12).
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery mengatakan, pergerakan IHSG selama dua hari kemarin yang berada di teritori positif didukung oleh sejumlah sentimen positif, antara lain adanya kemajuan persiapan vaksinasi Covid-19.
Kemajuan ini sudah menunjukkan adanya kepastian bahwa proses vaksinasi dapat dijalankan mulai tahun depan.
Baca juga: Analis: Vaksin Sinovac Dorong Sentimen Positif IHSG Hingga Menguatnya Rupiah
Lebih lanjut, di akhir tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaku pasar dapat melihat adanya pola windows dressing yang didukung juga oleh aksi akumulasi berbagai saham-saham pada portfolio para manajer investasi (MI).
Untuk perdagangan Kamis (10/12), Michael menilai IHSG akan lebih banyak terpengaruh dari sentimen global, antara lain rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) bulan November, yang diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain itu, ada pula jumlah klaim pengangguran AS yang diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan jumlah klaim sebelumnya.
Michael menilai, IHSG sudah jauh melesat sepanjang perdagangan bulan ini. Jika dilihat hingga penutupan pasar kemarin (8/12), IHSG sudah naik 5% secara month-to-date (Mtd).
“Kemudian area resistance IHSG di level 5.800 juga sudah ditembus pada perdagangan kemarin Selasa (8/12), sehingga peluang IHSG untuk menyentuh level 6.000 masih terbuka untuk pekan ini,” terang Michael.
Proyeksi Michael, IHSG akan bergerak dengan rentang support di level 5.820 dan resistance di level 6.000 pada perdagangan Kamis (10/12).
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: IHSG berpeluang menyentuh level 6.000 pada pekan ini