Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk bank baru hasil merger beberapa bank BUMN syariah memproyeksi penyaluran pembiayaan ke UMKM sebesar 23 persen dari total pembiayaan di 2021 mendatang.
Direktur BRI Syariah Tbk Ngatari mengatakan, dalam Rancangan Penggabungan yang sudah dipublikasikan, komitmen dukungan Bank Hasil Penggabungan (BHP) kepada UMKM telah jelas tercantum.
“Bank Hasil Penggabungan akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM di antaranya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan melalui produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM baik secara langsung maupun sinergi dengan bank-bank Himbara dan Pemerintah Indonesia,” ujar Ngatari, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Bank BUMN Targetkan Dana Murah 50% di Akhir Tahun
Bank Syariah Indonesia telah merumuskan strategi khusus untuk mendukung pertumbuhan UMKM Indonesia yang sehat dengan memanfaatkan teknologi digital.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Siapkan Cabang di Dubai Tahun Depan
Selain itu, Bank Hasil Penggabungan siap untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), serta organisasi kemasyarakatan lainnya untuk memajukan pelaku UMKM di Tanah Air.
“Dukungan bagi UMKM tidak akan kendor, karena merekalah tulang punggung perekonomian nasional. Bank Syariah Indonesia akan menjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM, mulai dari fase pemberdayaan hingga penyaluran KUR Syariah," ucap Ngatari.
"Untuk menjangkau pelaku UMKM hingga pelosok, kami akan bekerjasama dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan di seluruh Indonesia untuk mencapai proyeksi dana disalurkan untuk UMKM mencapai Rp53,83 triliun,” lanjutnya.
Hingga September lalu, nilai total pembiayaan UMKM yang dimiliki ketiga bank syariah Himbara mencapai Rp36,36 triliun.
Jumlah itu terdiri dari pembiayaan UMKM milik PT Bank BRISyariah Tbk. sebesar Rp18,7 triliun, PT Bank Syariah Mandiri Rp11,67 triliun, dan PT Bank BNI Syariah Rp5,99 triliun.