"Hilirisasi pertambangan adalah salah satu wujud transformasi tersebut. Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik, dimana baterai memegang peranan kunci, bisa mencapai 40 persen dari total biaya untuk membuat sebuah kendaraan listrik," jelas Bahlil.
Dalam realisasi investasi proyek, perusahaan patungan ini akan memprioritaskan bekerjasama dengan pengusaha nasional, pengusaha nasional yang ada di daerah dan UKM (Usaha Kecil dan Mikro) lokal yang memiliki kapabilitas dan kapasitas dalam setiap rantai pasok.
Dengan demikian diharapkan dapat menggerakkan perekonomian nasional yang berdampak positif bagi daerah.
"Jadi, investasi ini akan menjadi model kolaborasi komplet yang melibatkan perusahaan asing dengan reputasi global, BUMN yang mumpuni, dan pelaku ekonomi swasta nasional/daerah yang kuat," terang Bahlil.
Hal lain yang juga menjadi bagian dari nota kesepahaman adalah memprioritaskan produk lokal untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional.
Pemerintah Indonesia juga memastikan bahwa proyek investasi raksasa ini akan menyerap sebesar-besarnya Tenaga Kerja Indonesia.