"Ketika ekonomi pulih, daya beli masyarakat China membaik, permintaan kedelai impor juga tinggi," pungkas Bhima.
Belum Ada Info Soal Harga, Produsen Tempe: Senin Jualan, Tapi Mungkin Ukurannya Dikurangi
Produsen tempe dan tahu di kawasan Jabodetabek akan kembali memasok produk olahan kedelai ini pada Senin besok, setelah mogok produksi selama 3 hari.
Mogok produksi ini sebelumnya dilakukan karena naiknya harga kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu.
Pardi (41), seorang produsen pabrik tempe di wilayah Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, mengaku akan kembali mulai memasok tempe ke para pedagang yang menjadi pelanggannya pada Senin, 4 Januari 2021.
"Iya mogok dari hari Jumat, Sabtu (hari ini) sudah mulai produksi lagi, Senin sudah jualan, ini udah dibikin stok tempe buat besok dipasok ke pasar," ujar Pardi, saat ditemui Tribunnews di pabriknya, Minggu (3/12/2020) pagi.
Kendati akan kembali memulai produksinya pasca mogok 3 hari, ia mengaku belum memperoleh informasi terkait penetapan harga tempe dari pihak Koperasi yang menaunginya.
Namun jika memang tidak ada kenaikan harga, ia akan mengurangi ukuran tempe yang diproduksi pabriknya.
Hal itu agar tetap ada keuntungan yang bisa diperoleh dari produksi tempe ini, saat harga kedelai masih tinggi.
"Kalau harga ketentuan dari Koperasi, kita nggak nentuin harganya berapa, cuma ya dikuranginlah ukurannya. Karena kan dari koperasi nggak nurunin harga," jelas Pardi.
Menurutnya, aksi mogok kali ini berbeda dengan sebelumnya yang berimbas pada penetapan kenaikan harga.
Sehingga kebijakan pun diambil masing-masing produsen, termasuk dirinya yang akhirnya memutuskan untuk mengurangi ukuran tempe.
"Biasanya kan kayak kemarin-kemarin, harga sekian, jadi naik sekian. Ini nggak ada (ketentuan naik harga). Jadi ya pintar-pintarnya kita aja, supaya tetap ada uang lelah kita produksi tempe lah," kata Pardi.
Pardi mengaku selama ini memasok 3 pasar tradisional yang tidak jauh dari lokasi pabrik kecilnya itu, yakni Pasar Gili, Pasar Budi Darma, dan Pasar Kebon Kacang.