News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Produsen Tempe Mogok, Pedagang: Stok Tahu dan Tempe di Pasar Sudah Berkurang

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produksi tempe di Kampung Tempe, Ciputat, Tangsel, Sabtu (2/1/2021). Kenaikan harga kedelai memukul para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi tempe di Kampung Tempe, Jalan Wahid, Ciputat, Tangsel.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedagang mengaku stok tahu dan tempe di pasar sudah mulai berkurang.

Ini tak lepas dari langkah perajin tahu-tempe yang sepakat untuk mogok produksi sepanjang 1-3 Januari 2021.

"Di pasar sendiri tahu dan tempe sudah mulai berkurang per hari ini," ujar Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Tempe Langka di Pasaran, Ini Kata Indef

Baca juga: Belum Ada Info Soal Harga, Produsen Tempe: Senin Jualan, Tapi Mungkin Ukurannya Dikurangi

Semakin langkanya tahu dan tempe di pasar pada akhirnya berimbas pada peningkatan harga komoditas tersebut.

Seperti harga tempe yang kini menjadi Rp 12.000 per papan dari sebelumnya Rp 10.000 per papan.

Dia mengatakan, kenaikan harga tempe sudah mulai terlihat sejak Desember 2020 lantaran harga kedelai impor terus merangkak naik.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pedagang: Besok Tempe Mulai Ada Lagi, tapi Mungkin Ukurannya Dikurangi

Sedangkan pasokan kedelai dalam negeri sebagian besar berasal dari impor.

Abdullah bilang, kondisi tersebut memang dilematis, sebab perajin terus meminta kenaikan harga kepada pedagang, tetapi pedagang menginginkan harga tempe tidak naik dulu karena daya beli masyarakat masih rendah imbas Covid-19.

Kendati demikian, semakin berkurangnya stok tempe di pasar, pedagang mau tak mau menaikkan harganya.

Ia bilang, ini sekaligus untuk mengakomodir perajin yang selama ini tertekan karena naiknya harga kedelai impor.

"Pedagang sendiri terus berusaha merayu perajin untuk mau mengeluarkan stok-stok yang ada, kalau enggak takut pembeli akan kabur. Kami berupaya berkomunikasi dengan perajin agar tahu-tempe tetap ada di pasar walaupun stoknya enggak begitu banyak," jelas Abdullah.

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) dalam surat edaran bertanggal 29 Desember 2020 menyatakan, perajin tempe dan tahu memutuskan mogok produksi.

Aksi mogok produksi sepanjang 1-3 Januari 2020 itu bertujuan agar kenaikan harga tempe dan tahu bisa kompak terjadi, seiring dengan terus naikknya harga kedelai.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Produsen Mogok, Stok Tahu-Tempe di Pasar Sudah Berkurang"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini