Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) PT Bank Central Asia Tbk tercatat pada level 1,9 persen pada September 2020.
"Pada September 2020, perseroan mencatatkan rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga pada level 1,9 persen," ujar Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F Haryn, kepada Tribunnews, Jumat (8/1/2021) siang.
Ia menyebut sektor perdagangan, restoran dan hotel menjadi penyumbang terbesar kredit bermasalah, diikuti manufaktur dan transportasi.
Baca juga: Di Tengah Pandemi, BCA Optimalkan Layanan Banking From Home
Baca juga: Rekrutmen Bank BCA, Buka Banyak Posisi untuk Lulusan D3 dan S1, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
"Sektor perdagangan, restoran dan hotel mencatatkan rasio NPL tertinggi yakni 4.4 persen, sektor manufaktur tercatat sebesar 1,5 persen, dan sektor transportasi tercatat sebesar 1,2 persen," kata Hera.
Untuk menjaga tingkat kredit bermasalah, perseroan menyiapkan pencadangan.
"BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat sebesar Rp 5,6 triliun atau naik 160,6 persen (dari periode yang sama pada 2019), sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit," jelas Hera.
Pandemi virus corona (Covid-19) ini juga telah menimbulkan tantangan bagi industri perbankan.
Perusahaan pun berupaya menjaga agar level kredit bermasalah tetap terjaga.
"Di tengah tantangan yang dinamis saat ini, kami akan berupaya untuk menjaga NPL tetap berada di level aman," pungkas Hera.