News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenperin Gelar Pelatihan, Kadin: Sangat Membantu Industri

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani di Kopi Johny, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (14/3/2020). (Tribunnews/Reynas)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menggelar pelatihan bertajuk Diklat 3in1 di tujuh Balai Diklat Industri bagi 6.103 peserta.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani mengapresiasi langkah Kemenperin menggelar pelatihan kemampuan berbagai bidang ini.

"Saya memberikan apresiasi dan terimakasih kepada Kemenperin khususnya BPSDMI yang telah menggelar acara ini, karena acara ini menurut Kadin sangat penting dan bermanfaat untuk kita semua termasuk dunia usaha," tutur Rosan saat acara Kick Off Diklat 3in1, Selasa (12/1/2021).

Baca juga: Siapkan SDM Berkualitas, Kemenperin Gelar Diklat 3in1 untuk 7 Balai Diklat Industri

Kadin meyakini bahwa pertumbuhan Indonesia akan menjadi pertumbuhan yang berkualitas apabila manusianya ikut bertumbuh dan berkembang.

Oleh sebab itu, peningkatan skill dari Sumber Daya Manusia menjadi prioritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi berbagai aspek.

Baca juga: Empat Langkah Kemenperin Bantu Pemulihan Industri di Tengah Pandemi

"Kita ketahui betul bahwa skor human capital index di tahun 2020 masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita, seperti Singapura, Malaysia, Thailand bahkan tertinggal oleh Vietnam. Kalau kita lihat dengan adanya pandemi ini akselerasi industri 4.0 dari digital ekonomi akan terjadi lebih cepat," ungkapnya.

Lebih lanjut, Rosan menambahkan bahwa tenaga kerja Indonesia yang jumlahnya 131 juta orang, latar belakang pendidikannya masih didominasi oleh Sekolah Dasar dengan angka hampir 40 persen.

Hanya 12-13 persen yang mempunyai latar belakang diploma atau universitas.

"Kami sangat menyadari bahwa tidak semua bisa didorong masuk ke perguruan tinggi, sehingga pendidikan pelatihan seperti ini atau melalui pelatihan pendidikan vokasi menjadi hal yang sangat penting untuk kita meningkatkan kemampuan, upskilling dan reskilling dari kebutuhan tenaga kerja ke depannya," jelas Rosan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini