TRIBUNNEWS.COM - Pemilik warung makan Sego Sambal Cak Brewok (Makassar) Cieny dan Manager Aiola Eatery (Surabaya) Julyanto Adrianes mengakui teknologi yang dibawa oleh Grab Indonesia sangat memberikan dampak positif terhadap bisnis mereka. Sebagai pelaku UMKM yang bergerak dalam sektor kuliner, mereka mengatakan Grab juga memberikan kemudahan untuk menjangkau lebih banyak konsumen.
Manager Aiola Eatery Julyanto Adrianes mengatakan, bisnis dengan konsep pusat kuliner (food court) yang diisi oleh pedagang kaki lima (PKL) awalnya tidak ingin untuk masuk sistem daring. Bahkan, bisnisnya cenderung lebih mempertahankan sistem konvensional dan sedikit menutup diri terhadap penjualan online.
“Awalnya memang kami menghindari penjualan online. Karena kami ingin melihat dampaknya bagi Aiola seperti apa. Selama ini yang ingin makan makanan di sini kan ya harus ke sini,” jelasnya.
Ketika mempertahan sistem offline, ia mengatakan banyak para konsumen yang memberikan masukan agar bisnis pusat kuliner tersebut masuk ke sistem daring.
“Jujur kita bertahan cukup lama untuk tidak online, bahkan kepikiran untuk membuat jasa delivery sendiri. Tapi setelah dipikir lebih jauh lagi dan lebih matang, mulai banyak pelanggan yang menanyakan kok nggak ikut GrabFood? Dari situ, akhirnya kami bergabung dengan GrabFood di tahun 2016,” tuturnya.
Tanpa disangka-sangka, keputusan besar itu ternyata memberikan dampak yang luar biasa dan positif. Sebab pasca bergabung menjadi mitra GrabFood, penjualan beragam kuliner khas PKL mengalami peningkatan.
“Di bulan-bulan Oktober-November biasanya, Surabaya lagi panas-panasnya, ini ditolong banget oleh GrabFood. Total pengunjung yang datang ke Aiola Eatery, hampir setengahnya merupakan mitra pengemudi GrabFood,” ujarnya.
Dari Surabaya bergeser ke Makassar, pemilik warung Sego Sambal Cak Brewok Cieny juga memiliki cerita yang unik terkait upayanya memulai bisnis dan masuk ke sistem daring.
Awal memulai bisnis, ia tidak menyewa ruko yang lokasinya strategis atau di pinggir jalan utama. Namun, ia memutuskan untuk membuka usaha di gang sempit dan cukup jauh dari jalan utama.
Lokasinya yang tidak strategis tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Cieny untuk mengembangkan usahanya. Untuk mengembangkan usahanya, ia memutuskan untuk masuk ke sistem online melalui aplikasi Grab.
Ketika awal menjadi mitra GrabFood, ia mengatakan omzet penjualannya mengalami peningkatan yang begitu drastis. “Mampu membukukan omzet besar dengan kenaikan hingga 100% (bulan pertama), Bulan kedua mendapatkan kenaikan sampai 200%, sampai kemudian pada bulan keempat mampu menghasilkan omzet hingga 300% lebih tinggi dibandingkan pertama kali membuka usaha,” jelasnya.
Seiring dengan meningkatnya omzet dan permintaan, Cieny juga menambah karyawan. Sekarang usahanya telah mempekerjakan 11 karyawan. Sebelum bergabung sebagai Restoran Pilihan, dia hanya mempekerjakan 5 orang. Dia merasa senang bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.
Pengakuan atas kontribusi Grab terhadap perkembangan UMKM bukan hanya diungkapkan oleh mitra yang tergabung. Namun, penelitian Tenggara & CSIS Institute pada 2020 mengemukakan bahwa mitra merchant GrabFood melihat adanya peningkatan penjualan setelah bergabung dengan Grab.
Menurut riset tersebut, mitra pengantar GrabFood memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha untuk memulai bisnis di sektor kuliner. Banyak mitra GrabFood mengatakan mereka menjadikan GrabFood sebagai alasan utama memulai bisnis kuliner.