Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perencana keuangan Ahmad Gozali menyatakan, dugaan kasus penipuan terhadap nasabah perbankan bermodus masuk grup saham untuk membobol data dan isi rekening.
Ahmad memberi peringatan kepada nasabah di sektor jasa keuangan untuk dapat menjaga kerahasiaannya data miliknya.
"Kalau membaca modusnya, ini utamanya di penjagaan data ya. Ini murni ranahnya pribadi konsumen atau nasabah, bukan dari pihak regulator," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Minggu (14/2/2021).
Baca juga: Prospek Saham Tambang Setelah Tesla Tak Minat Investasi Baterai
Namun, dia mengharapkan pihak regulator bisa cepat dan tuntas dalam melacak komplotan ini meski nasabah yang lalai dalam memberikan password maupun personal identification number (PIN).
"Karena nasabah sendiri yang memberikan informasi itu pada pihak penipunya. Pihak OJK, BI, PPATK punya alat untuk melacak rekening penerima dan penampungnya," katanya.
Di sisi lain, dia menambahkan, sebetulnya sikap konsumen sudah benar awalnya karena mau belajar pasar modal di grup saham.
"Niatnya masuk grup Telegram itu kan untuk belajar investasi. Namun, masyarakat perlu memahami juga hal-hal mendasar, bisa diketahui dari jalur informasi yang beragam," pungkas Ahmad.