Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan menargetkan perjanjian dagang Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) bisa menggenjot nilai ekspor otomotif tahun ini.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai IA-CEPA semestinya bisa memberi kontribusi lebih terhadap pasar tujuan ekspor Indonesia.
Baca juga: Cari Pasar Ekspor untuk Sektor Otomotif, Mendag Lutfi Bidik Afrika
Baca juga: Mendadak Jadi Mendag, M Lutfi Mengaku Belum Siapkan Barang-barang untuk Pindahan
"Kita punya perjanjian perdagangan dengan Australia yang baru diteken tahun lalu. Baru saja diratifikasi," kata Mendag Lutfi saat wawancara virtual dengan Tribun Network, Selasa (16/2/2021).
Dia berharap Indonesia bisa menjual paling tidak 100 ribu unit tambahan ke Negeri Kangguru pada 2021.
"Kalau kita bisa jual 100 ribu mobil, maka nilai ekspor bisa kita naikan dari 6,6 miliar dolar AS di tahun 2020 menjadi mendekati 10 miliar dolar AS," tuturnya.
Mendag juga berencana untuk mengunjungi produsen mobil Jepang terkait upaya mendorong lagi kinerja sektor otomotif.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengaku akan didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam misi mitra dagang dan investasi.
"Quick win-nya saya akan pergi ke Jepang dalam waktu tidak terlalu lama, kalau tidak salah dengan Menteri BUMN untuk berbicara sama perusahaan mobil," tukasnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyatakan akan menggenjot ekspor sektor otomotif ke tiga negara tujuan baru di tahun 2021.
Beberapa items potensial menjadi fokus Kementerian Perdagangan ke depan.
"Jadi ini potensi ekspor baru yang kita akan buka. Pertama, otomotif kita ingin menggenjot sparepartnya ini untuk negara tujuan baru yaitu ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok), Brasil, dan Myanmar," kata Lutfi saat paparan Trade Outlook 2021 bulan lalu.
"Kami merasa ini adalah bagian yang baik dan kita bisa tempuh. Kita juga bisa penetrasi dengan baik," sambungnya.
Mendag Lutfi bilang, proyeksi pertumbuhan untuk ekspor nonmigas Indonesia di 2021 bisa mencapai 6,3 persen.
Menurutnya, hal itu sejalan dengan proyeksi IMF bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh 5,2 persen dan volume perdagangan akan tumbuh 8,31 persen.
Ada beberpa faktor yang akan mempengaruhi capaian target tersebut antara lain program vaksinasi di Indonesia dan mitra dagang serta akselerasi hasil dari Undang-Undang Cipta Kerja.