News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

UOB Indonesia Masuk ke Pembiayaan Energi Baru Terbarukan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT UOB Indonesia masuk ke pembiayaan untuk energi baru terbarukan di sektor swasta.

Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan, Indonesia perlu segera beralih ke energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan, sebelum terjadinya krisis energi fosil.

Untuk itu, harus ada upaya agar transisi penggunaan energi baru terbarukan lebih merata.

Baca juga: Gandeng UOB Indonesia, Halodoc Donasikan 20.000 Masker di Jakarta dan Depok Guna Perangi Covid-19

“Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan seperti, pemerataan infrastruktur dan teknologi pendukung hingga kemampuan sumber daya manusia. Lalu, kami juga memiliki panduan kerangka kerja pembiayaan berkelanjutan ke pebisnis untuk mulai model operasional sesuai aspek berkelanjutan,” ujar Hendra dalam webinar, Rabu (24/2/2021).

Head of Corporate Banking UOB Edwin Kadir menambahkan, perseroan menerbitkan kerangka pembiayaan kota berkelanjutan, yang isinya mendorong bauran energi baru terbarukan lewat penggunaan tenaga surya.

Kemudian, panas bumi, bangunan dan transportasi ramah lingkungan, efisiensi air, pengelolaan sampah, hingga infrastruktur untuk ketahanan ekosistem dan perubahan iklim.

“Potensi dari proyek pembiayaan ramah lingkungan ini sangat besar jika melihat target pemerintah menuju green energy sebesar 2.940 megawatt," ujar Edwin.

Menurutnya, salah satu program UOB untuk pembiayaan berkelanjutan residensial, yaitu pembiayaan kartu kredit dengan bunga 0 persen bagi nasabah yang mulai menggunakan produk pembangkit listrik tenaga atap.

"Untuk mendapatkan fasilitas itu, nasabah bisa menggunakan kartu kredit UOB jenis apapun," ucapnya.

Pemerintah Indonesia memiliki target untuk akselerasi bauran energi baru terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050.

Tercatat, hingga 2019, bauran energi baru dan terbarukan di Indonesia baru mencapai 9,15 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini