Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan manfaat perjanjian perdagangan untuk mendorong diversifikasi ekspor, baik dalam perspektif produk maupun wilayah.
Menurut Jerry, perjanjian perdagangan memberikan insentif baik dari sisi tarif maupun non tarif terhadap banyak sekali produk ekspor Indonesia.
“Sebagai contoh, perjanjian Indonesia-Australia CEPA memberikan tarif 0 persen terhadap 6900 jenis produk Indonesia. Di perjanjian dagang yang lain juga begitu. Jadi ini kesempatan bagi produk-produk alternatif untuk bisa berkembang,” kata Wamendag, Kamis (25/2/2021).
Saat ini ada 10 produk ekspor utama Indonesia yang memberikan kontribusi lebih dari 59 persen.
Perjanjian perdagangan juga membuka pasar-pasar baru yang berkembang dan potensial bagi Indonesia.
Baca juga: Charoen Pokphand Indonesia Ekspor Perdana ke Qatar
Dua wilayah yang ingin dikembangkan misalnya adalah pasar Afrika dan Amerika Selatan. Selain itu ada wilayah Eropa Timur, Eropa Tenggara, Asia Selatan dan Timur Tengah.
Baca juga: Delapan Bus Double Decker Buatan Ungaran Diekspor ke Bangladesh
Sebagai contoh, kata Jerry, yang baru selesai adalah Indonesia-Mozambique PTA.
“Kita berharap itu menjadi pembuka jalan bagi pasar-pasar baru di Afrika bagian tengah dan selatan. Di Amerika Selatan Indonesia-Chile CEPA juga terbukti meningkatkan utilitas pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) secara signifikan."
"Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa pula lebih menembus pasar negara-negara sekitarnya,” tuturnya.
Dilihat secara kuantitatif, pada Januari 2021 nilai ekspor ke beberapa kawasan potensial kerja sama tumbuh cukup tinggi.
Ekspor ke Afrika Selatan tumbuh 138,15 persen yoy dan Afrika Timur tumbuh 57,7 persen yoy.
Kemudian ekspor ke beberapa kawasan yang sudah memiliki perjanjian kerja sama perdagangan juga tumbuh cukup baik.
Untuk kawasan Asia Tenggara pertumbuhannya 10,86 persen YoY, sementara Australia tumbuh 22,77 pesen yoy.
“Perjanjian perdagangan harus memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat secara umum. Karena itu kami berharap semua stake holder berkontribusi dengan memberikan masukan dan ikut memberikan support atas isu-isu krusial misalnya dalam isu kelapa sawit.” tukas Wamendag.