Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM - Setelah 5,5 bulan beroperasi, Pasar Digital (PaDi) UMKM membukukan transaksi hingga Rp 11,4 triliun per Januari 2021.
Marketplace PaDi tersebut diluncurkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada 17 Agustus 2020 lalu.
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan tingginya transaksi marketplace PaDi bentuk terobosan guna membantu UMKM di masa pandemi.
“PaDi kan 2020 kan, nah pada saat Covid memang trennya kenaikan pelaku daripada UMKM pada saat Covid yaitu pada 2020 kan naik, sekarang sudah kurang lebih 11,5 juta pemainnya, naik sekitar 3 sampai 4 juta pada saat Covid, salah satunya adalah transaksi terjadi di PaDi itu, jadi kita menyambut baik,” kata Ikhsan, Kamis (25/02/2021).
Baca juga: Biaya Logistik Mahal Kendala Utama UMKM Bersaing di Pasar Domestik
Ikhsan menambahkan, tren transaksi penjualan masyarakat sudah banyak yang menggunakan kesempatan untuk menjual produknya melalui digital, adanya Pasar Digital (PaDi) merupakan platform digital yang mempertemukan UMKM dengan BUMN guna mengoptimalkan, mempercepat dan mendorong efisiensi transaksi belanja BUMN pada UMKM.
Baca juga: Kemenkop UKM Usulkan Anggaran Rp 29,2 Triliun untuk Program PEN ke Sektor Usaha Mikro Kecil
“Bahwa tren masyarakat sudah banyak yang menggunakan kesempatan untuk menjual produknya melalui e-commerce, apa lagi pemerintah itu kan PaDi khusus untuk BUMN dan UMKM, memang sudah diminta untuk pembelanjaan melalui UMKM,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menyampaikan PaDi UMKM selaras dengan kebijakan Presiden Jokowi untuk percepatan ekonomi dengan mendorong kemitraan BUMN dengan UMKM dalam pengadaan barang.
"Kemitraan BUMN dan UMKM menjadi peran yang strategis untuk bisa kita tingkatkan dalam satu ekosistem ekonomi yang sangat menguntungkan secara berkelanjutan," ujar, Jakarta, Senin (15/1).
Pahala menjelaskan, mulai Agustus 2020 Kementerian BUMN sudah melakukan sinergi tersebut diawali oleh 9 BUMN. Di mana total transaksi saat ini sampai akhir Januari 2021 mencapai Rp 11,4 triliun.
"Ini merupakan awalan yang baik dan masih tergolong kecil melalui inisiatif PaDi. Diharapkan bisa difasilitasi UMKM dengan baik. Kebutuhan mempertemukan UMKM dan BUMN yang perlu pengadaan bisa difasilitasi dengan baik," bebernya.
Pembangunan rantai nilai dan rantai pasok antara BUMN dan UMKM maka langkah ini bisa mendorong ketahanan dan daya saing beragam produk karya anak bangsa dengan multiflier efek positif terhadap upaya bersama dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca adanya pandemi Covid-19.
"Inisiatif pasar digital UMKM atau PaDi UMKM tentunya merupakan quick win yang bisa diterapkan mulai dari 2021 untuk bisa melakukan peningkatan sinergi UMKM dan BUMN," terang Pahala.
Sebagai informasi, terdapat 9 BUMN yang menjadi anggota PaDi adalah Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Telkom, Pertamina, PNM, Pegadaian, Wijaya Karya, Waskita Karya, PT PP dan Pupuk Indonesia. Selain itu, ada juga Kementerian UMKM dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) yang terlibat.
PaDi adalah semacam marketplace dari produk UMKM. Tapi berbeda dari yang lain, marketplace ini bertujuan untuk membuka akses pasar bagi UMKM untuk masuk dalam pengadana barang dan jasa pemerintah, khususnya BUMN.