Kondisi tersebut tentunya mematikan UMKM lokal lantaran harga yang dipatok hijab asal China itu jauh lebih rendah dari hijab produksi dalam negeri.
Padahal, kata Lutfi, nilai bea masuk yang dibayarkan perusahaan tersebut dari impor jilbab hanya sebesar 44.000 dollar AS.
"Mereka membayar bea masuk 44.000 dollar AS, tapi menghancurkan industri UMKM tersebut, yang membayar biaya gajinya 650.000 dollar AS untuk 3.400 orang," jelas dia.
Laporan inilah yang pada akhirnya memicu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan pernyataan benci produk asing.
Menurut Lutfi, itu menjadi bentuk pernyataan kekecewaan kepala negara terhadap praktik kecurangan di perdagangan digital yang membunuh UMKM Indonesia.
"Itu bentuk kekecewaan beliau. Bukan hanya kekecewaan beliau, tapi juga kita semua, karena praktik-praktik yang tidak adil ini menyebabkan kerusakan yang masif terhadap perkembangan UMKM kita," tutup Lutfi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buka-bukaan Mendag Lutfi soal Permainan Curang di E-commerce"