Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perusahaan mobil BMW dapat teguran keras dari Komisi Perdagangan Adil Jepang (FTC), termasuk kemungkinan sertifikasi akan dicabut.
"Pada bulan September 2019, anak perusahaan BMW Jepang Bi Emu Dabryu (BMW) menetapkan kuota penjualan berlebih untuk dealer (pedagang eceran) domestik Jepang, membuat mereka membeli sejumlah mobil yang tidak bisa dicapai, dan mendaftarkan mobil baru atas nama dealer," ungkap sumber Tribunnews.com Jumat (12/3/2021) dari FTC.
FTC kemudian melakukan pemeriksaan dan penyidikan atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Antimonopoli, mengatakan bahwa BMW ternyata telah meminta agar para dealer melakukannya.
Menurut Komisi Perdagangan Adil Jepang, perilaku serupa dikonfirmasi di sekitar 40 dari sekitar 60 toko (dealer) BMW di Jepang.
Mengenai hal ini, pada tanggal 12 Maret 2021, FTC mengumumkan telah menyetujui langkah-langkah perbaikan yang secara sukarela diajukan oleh BMW untuk mencegah terulangnya kembali.
Tindakan yang diduga melanggar itu dibatalkan pada bulan Desember 2020, sehingga dalam langkah-langkah perbaikan, target penjualan harus wajar setelah berkonsultasi dengan dealer, dan dealer mengeluhkan adanya masalah, termasuk pembuatan jendela eksternal agar dapat digunakan.
Akibatnya, tidak ada perintah penghentian yang dikeluarkan. Namun apabila tindakan perbaikan tidak dilaksanakan, sertifikasi penjualan kepada BMW akan dicabut.
"Kami menganggap serius sertifikasi. Kami sudah mulai menerapkan rencana bersertifikat dan akan terus mematuhinya," jawaban resmi BMW Jepang.
Sementara itu Forum bisnis WNI di Jepang baru saja meluncurkan masih pre-open Belanja Online di TokoBBB.com yang akan digunakan sebagai tempat belanja para WNI dan orang Jepang yang ada di Jepang . Info lengkap lewat email: bbb@jepang.com