News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wacana Impor Beras Bikin Harga Gabah Tertekan, Pemerintah Perlu Lakukan Dua Langkah Ini

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak memainkan layang-layang di area persawahan di Desa Lamsie, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Jumat (16/10/2020). SERAMBI/HENDRI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras tahun 2021 ini berdampak negatif pada harga gabah yang menjadi tertekan dan membuat petani merugi.

Pemerintah diminta membatalkan rencana impor beras 1 juta ton di tengah panen raya petani. 

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan, rencana impor beras pada tahun ini harus ditolak, karena tidak tepat dilakukan saat panen raya di berbagai daerah.

"Kenapa pemerintah ketika ada panen, harus ada narasi impor beras? Meskipun ini baru rencana. Adanya narasi ini membuat harga gabah di tingkat petani jadi turun," ucap Rusli saat dihubungi, Minggu (14/3/2021).

Baca juga: Impor Beras Dinilai Mengganggu Kedaulatan Pangan Indonesia

Menurut Rusli, narasi impor beras, sangat dimungkinkan dimanfaatkan oleh oknum untuk mengambil keuntungan dengan menekan harga gabah petani. 

Baca juga: Rencana Impor Beras Dinilai Hanya Akan Bebani Petani Dalam Negeri

"Oknum ini bisa saja bilang ke petani, kamu mau tidak jual gabah ke saya, kalau tidak harga turun karena akan ada impor beras," papar Rusli. 

Ia pun menyarankan pemerintah untuk segera menetralisir narasi impor beras yang saat ini berkembang liar di masyarakat. 

"Harus diclearkan, ini adalah rencana dan berasnya hanya untuk cadangan Bulog. Jadi dipastikan tidak akan keluar ke pasar, impornya juga jangan sekarang, nanti bulan Agustus," katanya. 

Selain itu, kata Rusli, pemerintah perlu juga menyampaikan ke petani, jika ada oknum yang beli gabah dengan harga murah sembari menyampaikan narasi akan ada impor beras, agar segera dilaporkan untuk ditindak. 

"Pembeli ini harus dilaporkan, karena dia sengaja memanfaatkan momentum ini untuk menekan harga gabah petani," ujar Rusli.

"Jadi pemerintah sekarang perlu melakukan dua langkah, clearkan narasi impor beras dan meminta petani melaporkan pembeli yang menekan harga gabah," sambung Rusli. 

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian menyatakan akan melakukan impor beras sebanyak 1 sampai 1,5 juta ton, yang dilakukan melalui penugasan kepada Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan tahun 2021. 

Hal ini disampaikan oleh Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021, pada 4 Maret lalu.

Tidak hanya itu, pemerintah juga mengkaji kemungkinan impor komoditas lainnya selain beras, seperti daging dan gula.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini