Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai perdagangan Indonesia-Jepang sepanjang 2020 lalu masih surplus hampir 3 miliar dolar AS di tengah ancaman pandemi.
Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi mengatakan, total nilai ekspor produk Indonesia ke Jepang pada 2020 mencapai sekitar 13 miliar dolar AS dan impor dari sana sekitar 10 miliar dolar AS.
"Ketika dilaporin itu, tidak serta merta senang. Minimnya impor ini, menyadarkan bahwa industri kita di dalam negeri lagi lesu," kata Heri saat diskusi bersama Tribun secara virtual, Senin (22/3/2021).
Atase Perdagangan KBRI Tokyo Arief Wibisono menambahkan, perdagangan Indonesia - Jepang yang mengalami surplus, lebih disebabkan adanya penurunan impor yang dilakukan dari Indonesia.
Baca juga: Sarang Burung Walet Asal Indonesia Kuasai Pasar China, Ekspor 2020 Tembus Rp 5,9 Triliun
"Tahun 2020 kita surplus hampir 3 miliar dolar AS, tepatnya 2,99 miliar dolar AS," ucap Arief.
Menurutnya, surplus perdagangan masih berlanjut pada Januari 2021 dengan nilai 530 juta dolar AS, di mana ekspor Indonesia ke Jepang secara tahun ke tahun tumbuh 13,8 persen.
Baca juga: Indonesia Surplus Beras 12 Juta Ton, DPR Minta Cari Terobosan Ekspor Bukan Impor
Sementara impor Indonesia dari Jepang, kata Arief, masih lemah yakni senilai 876 juta dolar AS, turun sekitar 20,9 persen dari tahun ke tahun.
"Produk ekspor yang mengalami kenaikan seperti lemak dan minyak nabati, sekitar 13,1 juta dolar AS kenaikannya secara tahun ke tahun. Kemudian biji-bijian, lalu karet, dan komponen elektronik," papar Arief.
Arief menyebut, Indonesia perlu memperbesar nilai ekspornya ke Jepang dengan memasuk tiga produk, yaitu batubara, produk mesin dan peralatan listrik, dan peralatan mekanis.
"Tiga komponen besar itu, yang sekarang jadi impor paling besar Jepang dari seluruh dunia. Kalau kita mau nangkep itu, jadi peluang besar kita untuk ningkatin ekspor untuk produk itu," tuturnya.