News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Beras Pera Jadi Alasan Dirut Bulog Juga Tolak Rencana Impor

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirut Perum Bulog Budi Waseso

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan produk beras impor hanya akan menimbulkan masalah baru.

Menurutnya, produk beras impor memiliki jenis pera yang tidak banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.

"Kenapa bermasalah? Berasnya tidak jelek. Beras bagus. Tetapi persoalanya satu jenis beras yang diimpor kebanyakan itu jenisnya pera. Pera itu tidak mayoritas dikonsumsi masyarakat Indonesia, kita biasa mengkonsumsi beras yang pulen," kata Buwas, sapaanya, dalam webinar Impor Beras Adu Nasib Petani vs Pemburu Rente, Kamis (25/3/2021).

Untuk bisa diterima dikalangan konsumen komersial, produk beras impor itu pun harus disilangkan dengan beras lokal.

Baca juga: Dirut Bulog Budi Waseso: Belum Apa-apa Impor Beras, Ini Masa Panen

"Sehingga Bulog untuk menyalurkan ini harus di match dengan beras dalam negeri paling tidak 1 banding 1. Dengan begitu baru beras bisa diterima masyarakat kita," tuturnya lagi.

Baca juga: Soal Polemik Impor Beras, Gde Singgung Pemburu Rente, Tengkulak hingga Bulog

Bulog menekankan bahwa wacana impor beras tidak seharusnya dilakukan karena melihat produksi beras nasional sangat lebih dari cukup.

Namun kendala yang dihadapi petani adalah alat pengering (dryer) untuk gabah hasil panen.

"Setiap saya ke lapangan kasian petani karena dia hanya menjemur tradisional. Saya berharap kita semua melihat akar permasalahan yang  sesungguhnya. saya berkeyakinan bahwa beras kita surplus sesuai angka ramalan BPS," kata Buwas.

Buwas menjamin ketersedian beras akan aman bahkan sampai musim panen selesai sekalipun.

Dia menilai agar seluruh pihak jangan mudah terbelenggu dengan persoalan beras padahal ada komoditas alternatif lainnya seperti jagung, ubi, dan singkong yang tidak pernah dibicarakan.

"Saya bisa buktikan beras juga bisa dibuat dari jagung dan singkong ini sudah terbukti. Ini bukti kita menunjukkan kedaulatan pangan. Mungkin betul warning krisis pangan dunia. Tapi kita yakin Indonesia kuat mengutamakan beras lokal," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini