Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggencarkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) melalui kegiatan pelatihan pembuatan pakan ikan berbahan baku lokal.
Pelatihan diadakan guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat perikanan dalam melakukan usaha pembuatan pakan ikan menggunakan bahan baku lokal secara mandiri.
Baca juga: Kunjungi Unit Pengolahan Ikan, Trenggono Upayakan Konektivitas Industri Perikanan Hulu hingga Hilir
Kepala Balai Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Sjarief Widjaja menyebut, pakan yang selama ini digunakan oleh para pembudidaya ikan adalah pakan pabrikan yang memiliki harga tinggi.
Baca juga: Tindaklanjuti Hasil Pemeriksaan BPK, Menteri Trenggono: Bisa Optimalkan Kinerja KKP
Padahal, pakan merupakan komponen yang mendominasi biaya produksi dalam kegiatan usaha budidaya ikan.
Dia menyebut, masyarakat cenderung merogoh kocek demi memenuhi kebutuhan pakan pabrikan karena dianggap mudah digunakan dan bernutrisi lengkap.
“Pakan merupakan komponen terbesar dari biaya produksi usaha budidaya yakni sebesar 50-70 persen. Namun karena pakan merupakan komponen terpenting dalam kegiatan budidaya, masyarakat masih lebih memilih pakan pabrikan yang cukup menguras kantong karena mudah dan lengkap secara nutrisi,” ucapnya.
Baca juga: KKP: Perizinan Usaha Perikanan Tangkap Dipermudah Lewat PP 27/2021
Sjarief mendorong para pembudidaya untuk menekan biaya operasional usahanya dengan membuat pakan alternatif berkualitas menggunakan bahan baku lokal sehingga lebih ekonomis.
“Pada dasarnya, pakan alternatif bisa diramu sendiri dengan melihat karakteristik bahan baku yang dipilih. Melalui pelatihan ini, saya harap pembudidaya mulai dapat mengurangi ketergantungan akan pakan pabrikan yang pada akhirnya akan dapat menyejahterakan pembudidaya ikan,” jelas Sjarief.
Anggota Komisi IV DPR-RI Endang Setyawati Tohari menyatakan bahwa tema pelatihan yang diusung kali ini memang telah menjadi kebutuhan masyarakat perikanan di Kabupaten Cianjur.
Dia menyebut, potensi perikanan di Kabupaten Cianjur yang tinggi perlu didorong oleh kapasitas SDM yang mumpuni melalui serangkaian kegiatan pelatihan.
“Salah satu proporsi terbesar dari total produksi ikan di daerah ini juga berasal dari pengembangan Keramba Jaring Apung (KJA), belum lagi budidaya udang yang sedang dikembangkan untuk potensi ekspor yang juga beroperasi di daerah ini,” ucapnya.