Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah berkomitmen memberikan layanan dan produk yang lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah bagi 29 juta usaha mikro di 2024.
Hal ini, menurutnya, bisa diwujudkan melalui pembentukan ekosistem yang melibatkan PT Permodalan Nasional Madani (Persero), PT Pegadaian (Persero), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Baca juga: Pegadaian Lolos Asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index dari Kemenperin
"Model bisnis entitas serta budaya kerja Pegadaian dan PNM akan tetap dipertahankan. Ekosistem ini tidak akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja. Sinergi co-location akan dipercepat. Dan dampak sinergi akan diteruskan kepada nasabah (melalui penurunan bunga pinjaman),” ujar Tiko, sapaannya, Selasa (7/4/2021).
Melalui ekosistem yang akan terbentuk nanti, efisiensi usaha diharap tercipta pada tubuh masing-masing perusahaan terlibat.
Baca juga: Kementerian Tenaga Kerja Jajaki Kerja Sama Pengembangan Wirausaha dengan PT PNM
Efisiensi ini sedikit banyak akan berpengaruh pada tingkat bunga pinjaman yang harus dibayar nasabah.
Seperti diketahui ada banyak pelaku usaha ultra mikro (UMi) yang berharap bisa mendapat bantuan permodalan berbiaya murah dan proses pengajuan yang mudah.
Keinginan ini sebenarnya sudah terjawab melalui keberadaan program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) milik PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Melalui Mekaar, pelaku usaha ultra mikro bisa mendapat pembiayaan dengan bunga terjangkau mulai dari nilai jutaan rupiah.
Itu sudah dibuktikan langsung oleh Sudarni (42), perempuan asal Bekasi, Jawa Barat.
Sebagai pemilik warung sembako yang didirikan sejak 2007 lalu, Sudarni membutuhkan banyak tambahan modal untuk mengembangkan usahanya.
Saat itu, Sudarni membutuhkan dana segar senilai Rp2 juta untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Sudarni kemudian mengenal dan mengetahui program Mekaar dari PNM.
Melalui program ini, Sudarni dapat memenuhi kebutuhan modalnya dengan biaya terjangkau.
“Jadi waktu itu ada tawaran dari PNM, dan saya juga menawarkan diri untuk ikut. Akhirnya saya gabung program Mekaar dan jadi Ketua Kelompok Mekaar di tempat tinggal saya di Bekasi. Sekarang anggota Kelompok Mekaar saya ada 26 orang,” ujar Sudarni.
Bukan tanpa alasan Sudarni memilih pemenuhan kebutuhannya melalui program PNM Mekaar. Dia menilai program Mekaar sebagai solusi karena pembiayaan yang ditawarkan PNM tersebut memiliki tingkat bunga yang kecil.
Dia bercerita, ketika pertama kali terlibat program Mekaar, Sudarni mengambil fasilitas pembiayaan senilai Rp 2 juta dengan tenor 50 minggu.
Di akhir periode, total uang yang harus dia kembalikan hanya sebesar Rp 2,5 juta.
Pembayaran pinjaman itu juga bisa dia lakukan dengan cara menyicil tiap minggu.