News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ada 9 Juta Pekerja Konstruksi di RI, Tapi Baru 600 Ribu Tersertifikasi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peralatan berat siap dan rekayasa lalin sudah berjalan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi MRT fase II paket CP20 di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu(21/3/2021). Pengalihan arus berlaku di sepanjang Jalan M.H. Thamrin, mulai dari Gedung Sinarmas hingga Kementerian ESDM sebagai imbas pekerjaan konstruksi persiapan terowongan pada sisi utara Stasiun Bundaran HI yang mulai di kerjakan tanggal 22 Maret. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut hingga saat ini baru 600 ribu pekerja konstruksi yang telah tersertifikasi. 

"Sekitar 600 ribu baru tersertifikasi dari total 9 juta tenaga konstruksi. Masih sangat rendah sekali," ucap Plt. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto di Bogor, Senin (12/4/2021).

Jika mengacu Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, mensyaratkan setiap pekerja konstruksi yang bekerja di wilayah Indonesia memiliki sertifikat keahlian.

Sehingga, pekerja konstruksi yang tidak punya sertifikat berpotensi terancam sanksi. 

Baca juga: Selesai Direvitalisasi Kementerian PUPR, Kawasan Saribu Rumah Gadang Siap Terima Wisatawan

Menurut Trisasongko, setiap tahun Kementerian PUPR menargetkan penambahan 125 pekerja konstruksi tersertifikasi, namun pada tahun lalu hanya tercapai 60 ribu orang tersertifikasi. 

Salah satu cara menggenjot jumlah pekerja konstruksi tersertifikasi, Kementerian PUPR pun membangun sarana dan prasarana pelatihan konstruksi layang di Citeureup, Bogor. 

Baca juga: Genjot SDM Berkualitas, PUPR Bangun Sarana dan Prasarana Pelatihan Konstruksi Layang

"Pada 2022 mudah-mudahan selesai konstruksinya, target 1.000 orang dalam tiga tahun menghasilkan tenaga ahli dan terampil untuk memenuhi kebutuhan pembangunan jalan layang," paparnya. 

"Nanti ada sertifikasi yang bertaraf internasional dalam memenuhi kebutuhan pasar," sambung Trisasongko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini