Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) resmi diberi nama Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ).
Hal ini diketahui adalah secara khusus permintaan Sekretariat Presiden (Setpres) Republik Indonesia kepada operator PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Baca juga: Dibalik Pergantian Nama Jalan Tol Layang Japek Jadi Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ)
Siapa sebenarnya sosok MBZ?
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyampaikan Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) pernah bertemu dan melakukan kerja sama tercepat.
"Ini adalah deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia yang disepakati, yaitu dengan Uni Emirat Arab. Hanya dalam waktu enam bulan. Ada yang satu yang sedang difinalisasi oleh Menteri BUMN yaitu Sovereign Wealth Fund (SWF). Yang masuk ke dalam (proyek) SWF ini adalah UEA, Softbank, IDFC dari Amerika Serikat dan tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ikut bergabung," katanya kepada media usai pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ), 11 Januari 2021.
Baca juga: IPW Apresiasi Langkah Kapolri Naikkan Status Penanganan Kasus Penembakan di Km 50 Tol Japek
Kerja sama ini berawal dari pertemuan antara Putra Mahkota MBZ dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada bulan Juli 2020.
Menurut Menko Luhut dalam pertemuan itu MBZ mengatakan bahwa UEA ingin lebih banyak lagi ikut dalam pembangunan di Indonesia karena mereka menganggap Indonesia adalah saudara dan merupakan negara berpenduduk muslim terbesar.
Dia mengatakan hubungan Presiden dan Putra Mahkota MBZ sangat cair, karena ia menganggap Presiden Joko Widodo sebagai big brother.
"Pihak UEA akan menjadi kontributor terbesar dalam proyek SWF di antara yang lainnya. Mungkin ini baru pertama kali terjadi, pihak-pihak yang bermodal besar bekerja sama dalam satu proyek," katanya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kerja sama ekonomi kedua negara ini meliputi kerja sama antar-pemerintah dan business to business, di berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, pendidikan agama, investasi, dan lain-lain.
"Kerja sama ekonomi Indonesia-UEA dengan proyek senilai 22,89 miliar dolar AS di mana partisipasi UEA di dalamnya sebesar 33 persen yang bernilai 6,8 miliar dolar AS. Ada lima proyek G to G dan 11 proyek B to B,” ujar Menlu Retno.
Tol Japek Urat Nadi Perekonomian
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahardian mengatakan, perubahan nama ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri PUPR nomor 417 KPTSM tanggal 8 April 2021 lalu.