TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga sejumlah komoditi pangan seperti daging ayam dan telur ayam kini terkerek naik sejak menjelang Ramadan.
Harga daging ayam naik menjadi sekitar Rp 35 ribu per ekor dan harga telur ayam menjadi Rp 24 ribu per kilogram.
Sejumlah komoditas pangan juga diimpor untuk memenuhi kebutuhan dan stok lokal, yaitu bawang putih, daging sapi dan kerbau, serta gula pasir.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi, Senin (12/4/2021) menilai, kenaikan harga bahan pangan yang terjadi masih wajar karena permintaan masyarakat cenderung naik.
Baca juga: Jaga Pasokan Pangan saat Ramadan, Pemerintah Impor Daging Sapi hingga Gula Pasir
"Kami selalu melihat bahwa koefisien varian di bawah 15 persen, bagi kami itu adalah wajar," ujarnya.
"Kenaikan ini satu dua hari jelang puasa, memasuki Ramadan kembali turun dan naik kembali menjelang Lebaran," paparnya.
Baca juga: Indef: Dominasi China Terhadap Ekonomi Indonesia Cukup Tinggi, Harus Diversifikasi
Agung menyebut, Kementan telah melakukan pemenuhan pasokan pangan nasional sejak sebulan sebelum Ramadan, seperti beras, jagung, kedelai, aneka cabai, telur ayam, dan lainnya.
"Semua komoditas sampai Mei 2021 mencukupi, dan secara umum hampir sama dengan tahun lalu," paparnya.
Ada sejumlah komoditas yang perlu impor untuk memenuhi stok, yaitu bawang putih, daging sapi dan kerbau, serta gula pasir.
"Bawang merah, aneka cabai, telur, gula pasir secara nasional mencukupi, masyarakat tidak perlu khawatir untuk itu (kelangkaan). Namun, ada beberapa komoditas sebagian dipenuhi dari impor seperti bawang putih, kemudian daging sapi- kerbau, dan gula pasir," papar Agung.
Dia mengatakan, kebijakan impor untuk tiga komoditas pangan tersebut sudah menjadi keputusan para menteri saat rapat di kantor Kemenko Perekonomian.
"Sudah menjadi suatu keputusan dan memutuskan kapan barang itu akan masuk. Sehingga kalkulasi sementara ini, sampai dengan Mei semua mencukupi," tandasnya.
Impor bawang putih sebanyak 202 ribu ton, daging sapi maupun kerbau 111 ribu ton, dan gula pasir 796 ribu ton.
"Kami juga melakukan pertemuan-pertemuan dengan importir. Intinya kami ingin menjamin target masuk sampai Mei ini terpenuhi," ucap Agung.