Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perencana Ahli Madya Kementerian Perindustrian Mangasi Parsaoran Siahaan menyebut adanya penerapan industri 4.0 diharapkan dapat mendorong kontribusi ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut dia, peningkatan ekspor paling tidak bisa naik mencapai lebih dari 30 persen sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Baca juga: Kemenperin Dorong IKM Berkolaborasi Kembangkan Kendaraan Listrik
“Selama ini dengan biaya yang ada kita harapkan akan ada peningkatan biaya kembali. Biaya yang ada kita gunakan untuk meningkatkan tenaga kerja dan produktivitas. Dari hasil itu kita terapkan ke industri 4.0 dengan output dan input yang ada, kami akan menghasilkan output dua kali lipat,” tutur Mangasi dalam webinar Mandiri Manufacturing Indonesia Forum 2021, Kamis (15/4/2021).
Dia menerangkan meski industri manufaktur Indonesia mendapat titik terang setelah pandemi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi.
Baca juga: Penjualan Mobil Naik 190 Persen, Menperin: Sudah Diprediksi
"Tantangan itu seperti regulasi dan kesiapan sumber daya manusia," lanjutnya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyebut untuk mencontoh Vietnam yang lebih terstruktur dalam mengolah industri manufaktur, Indonesia perlu berbenah.
"Dari segi indikator infrastruktur, regulasi, dan kesiapan SDM industri kita bisa dikatakan less productive dibanding negara lainnya," ucap Andry.
"Dari situ kita lebih di bawah dari Vietnam, bagaimana kesiapan mereka dalam memanfaatkan kerjasama perdagangan selama ini. Jadi kita akan memperbaiki hal-hal tersebut,” tambahnya.