Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menilai ratifikasi Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA) dapat meningkatkan penetrasi produk ekspor Indonesia ke Eropa.
Menurutnya, ada ribuan pos tarif Indonesia yang mendapat pengurangan atau bahkan tarifnya 0 persen dari manfaat ratifikasi ini.
Baca juga: Wamendag Dorong Penerapan Sistem Resi Gudang di Desa-desa
“Pak Mendag, saya dan seluruh jajaran Kemendag sangat berterima kasih dan mengapresiasi dukungan DPR RI khususnya Komisi VI,” kata Jerry kepada wartawan, Jumat (16/4/2021).
Manfaat IE-CEPA untuk pasar Islandia ada 8.100 pos tarif yang dibebaskan alias 0 persen.
Angka itu merupakan 94,28 persen dari semua jenis barang ekspor dan nilainya hampir 100 persen dari nilai seluruh jenis produk Indonesia yang diekspor ke Islandia.
Baca juga: Wamendag Dorong Petani dan Pengusaha di Pedesaan Manfaatkan Sistem Resi Gudang
Untuk pasar Norwegia, jenis pos tarif yang dibebaskan untuk produk Indonesia mencapai 6.338 meliputi 90,97 persen seluruh jenis produk ekspor atau 99,75 persen dari seluruh ekspor Indonesia.
Sedangkan untuk Swiss dan Liecthenstein, ada 7.042 pos tarif, meliputi 81,74 persen jenis produk ekspor atau 99,65 persen nilai ekspor Indonesia ke dua negara tersebut.
“Saya optimis daya saing produk Indonesia akan meningkat tajam. Diperkirakan dengan perjanjian ini akan ada peningkatan serapan produk Indonesia ke 4 negara tersebut.
Banyak jenis produk yang diperkirakan akan mendapat dampak positif, antara lain perhiasan, timah, fiber optik, sabun, peralatan listrik, baut, mesin, alas kaki, telepon hingga arang kayu.
Selain produk-produk tersebut, Indonesia juga mendapat angin segara berupa peningkatan profil kelapa sawit di pasar Uni Eropa.
Seperti diketahui, Uni Eropa beberapa tahun belakangan ini meningkatkan kampanye negatif produk kelapa sawit dan turunannya.
“Ini angin segar bagi industri kelapa sawit Indonesia. Pasar 4 negara Eropa tersebut mulai bersikap terbuka. Syarat sustainability yang mereka tetapkan tentu akan kita penuhi karena memang sejak awal industri kelapa sawit Indonesia berkomitmen terhadap sustainability ini,” imbuhnya.