Jepang dapat menjadi studi kasus menarik.
Sejak diperkenalkan pada 2014, produk HTP terus menunjukkan tren peningkatan.
Pada saat yang bersamaan, produk tembakau konvensional mengalami penurunan hingga 32 persen, per data 2019.
Bahkan, saat ini HTP menjadi produk berbasis tembakau ketiga terbesar di Jepang.
Selain melek teknologi, budaya sebagai masyarakat kolektif juga menjadi faktor pendorong keberhasilan penerapan PDB tembakau di negara tersebut.
Orientasi terhadap kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, misalnya, menjadi landasan dalam memperbaiki sistem kesehatan publik terkait konsumsi tembakau.
Penilaian ini ditegaskan oleh Direktur Eksekutif The Coalition of Asia Pacific Tobacco Harm Reduction Advocates (CAPHRA), Nancy Loucas.
“Intervensi kebijakan terhadap aspek kesehatan masyarakat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Penerapan PDB tembakau perlu memanfaatkan teknologi, serta melibatkan pihak swasta dan konsumen, agar biaya tersebut dapat ditekan,” kata Harry.