News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cegah Pencurian Ikan, KKP Sebar Speedboat Kecepatan Tinggi di Perbatasan

Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Petugas dari PSDK Batam menenggelamkan kapal ikan asing di Perairan Air Raja, Batam, Kamis (4/3). Sebanyak enam kapal ikan asing berbendera Vietnam dan Malaysia ditenggelamkan Kejaksaan Negeri Batam usai berkekuatan hukum tetap karena terbukti melakukan pencurian ikan di Perairan Indonesia. TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencurian dan penyelundupan masih menjadi tantangan yang dihadapi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dalam menjaga sumber daya perairan Indonesia.

Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan KKP Drama Panca Putra mengakui, sepanjang tahun lalu tindak pencurian ikan di perairan Indonesia sempat meningkat.

“Untuk kapal ikan asing, memang awal-awal Indonesia terkena covid-19 tahun lalu meningkat pencuriannya. Terbaca lewat radar kita. Sehingga hasil tangkapan KKP, Maret sampai Juni 2020 banyak sekali, terutama di wilayah 711 atau laut Natuna utara,” kata Drama dalam diskusi virtual MNC Trijaya FM dengan topik "Potensi dan Ancaman Sektor Perikanan di Indonesia", Jumat (23/4/2021).

Tapi saat ini angka pencurian mulai menurun, berkat kerja sama pengawasan multi instansi.
“Alhamdulilah mulai berkurang karena kerja sama KKP, dengan Bea Cukai, Polair, Bakamla dan TNI Angkatan Laut, kita kompak. Ada juga pencurian yang kita gagalkan atas laporan masyarakat,” ujar Drama.

Baca juga: KKP Salurkan Bantuan Permodalan untuk Nelayan Belitung

Selain pencurian, aksi penyelundupan juga jadi pekerjaan rumah bagi KKP.

“Paling banyak (penyelundupan) kita temukan melalui perbatasan RI-Singapura. Jambi, Batam dan sekitarnya itu jadi daerah operasional mereka. Yang diselundupkan kebanyakan ikan Dori dan benih Lobster. Dilihat dari jenis komoditasnya, kita duga penyelundupan berasal dari Singapura dan Vietnam,” jelas Drama.

Baca juga: KKP Amankan Dua Kapal Ikan Indonesia di Kepulauan Seribu, Ini Penyebabnya

KKP mengakui, penyelundupan masih terjadi karena ada permintaan, terutama dari industri yang membutuhkan bahan baku dengan modal rendah. Tapi masalahnya, banyak ikan selundupan yang dijual untuk industri, akhirnya bocor ke pasar tradisional.

“Dampaknya menjadi tidak fair terhadap pelaku perikanan dalam negeri. Karena harga bahan selundupan yang masuk lebih murah, akhirnya pelaku usaha yang tertib jadi dirugikan. Iklim ini yang harus benar-benar kita jaga,” tegasnya. 

Drama memastikan, KKP berkomitmen untuk terus melawan aksi pencurian dan penyelundupan ini dengan berbagai pendekatan. “Pertama secara preemptiv kita kasih edukasi. Karena suka tidak suka selalu ada keterlibatan orang Indonesia di dalam penyelundupan ini. Mereka itu ya nelayan kita, saudara-saudara kita,” ucapnya.

Langkah kedua dengan meningkatkan patroli sebagai bentuk pencegahan. Di wilayah perbatasan, KKP sudah menyiapkan speedboat dengan kecepatan tinggi, untuk mengimbangi kapal pelaku penyelundupan yang bisa dipacu hingga 50 knot per jam.

“Dan terakhir ya tindakan represif untuk membuat efek jera, kalau perlu kita gunakan pasal berlapis. Banyak yang sudah dipenjarakan, pokoknya kita tuntaskan sampai titik darah penghabisan,” pungkas Drama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini